Senin, 19 Januari 2015

Ruang bagi perkembangan seni pertunjukan rakyat tradisional

Seni pertunjukan rakyat tradisional kini banyak digunakan sebagai media bagi dinas pemerintahan, perusahaan, dan organisasi/ kelompok dalam menyampaikan pesan dan informasi tertentu. Keberadaan seni pertunjukan rakyat tradisional bersama senimannya sangatlah diakui keberadaannya ditambah dengan banyaknya perguruan tinggi seni yang menciptakan para seniman akademik, sehingga seni budaya tradisional kini kembali banyak muncul ke permukaan dengan hasil adopsi para seniman yang memiliki pola pikir cerdas. Banyak karya seni inivatif terlahir buah adopsi seni tradisional yang dibumbui dengan hal modern baik bentuk maupun unsur penyajiannya (art colaboration), namun tetap lebih memunculkan unsur tradisionalnya, sehingga seni pertunjukan rakyat tradisional kini mengalami perkembangan secara positif tanpa meninggalkan nilai-nilai keasliannya. Itu yang disebut "miindung ka waktu, mibapa ka jaman", disini mempunyai artian bahwa seni pertunjukan rakyat tradisional akan terus hidup sesuai kebutuhannya seiring berjalannya waktu dan jaman, justru akan semakin kuat mengakar dari generasi ke generasi sebagai pola pelestarian seni budaya tradisional.

banyak muncul perdebatan antara seniman otodidak dan seniman akademik diranah nilai keaslian suatu pola struktur garapan suatu seni pertunjukan (pakem/aturan), tapi pada akhirnya banyak yang menyadari bahwa seni pertunjukan tradisional harus berkembang seiring perkembangan jaman, kalau tidak ya cukup sampai satu jaman saja seni itu bisa bertahan hidup, karena jaman terus berkembang maka seni pertunjukan rakyat tradisional pun harus mencari ruang untuk mengikuti perkembangan tersebut. Seni harus sesuai porsi dan kebutuhannya, jika tidak bisa mengalami 'koma' bahkan terkubur oleh si senimannya sendiri. Seni bukan untuk diisolasi oleh senimannya sendiri tapi seniman harus mampu memberikan ruang gerak bagi perkembangan dan laju pertumbuhan bagi seni itu sendiri. Satu contoh; seni pewayangan kini mengalami banyak perkembangan pada ruang penyajiannya, banyak lahir wayang golek minimalis, biasanya wayang diiringi oleh gamelan yang notabene membutuhkan para pendukung musik dan peralatan hingga 20 orang, kini dengan meminimalisir penyajian bisa hanya dengan 5 orang pun pertunjukan bisa terlaksana tanpa menghilangkan esensi dari pertunjukan wayang golek.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar