Jumat, 06 Februari 2015

Olah tubuh di WSS

Olah tubuh sebelum proses latian tari dilakukan Anak-anak Wahana Satia Sunda setiap rabu dan sabtu pukul 14.00 WIB s/d 17.00 WIB. Bagi anda yang ingin bergabung bisa langsung datang aja ke pakarangan ulin WSS.

Senin, 02 Februari 2015

Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda

Pakarangan  Ulin Wahana Satia Sunda (WSS) hadir untuk edukasi masyarakat. Pendidikan karakter anak, pengetahuan dan wawasan masyarakat yang perlu dikembangkan dengan metode sharing akan lebih terasa dan lebih diterima oleh masyarakat ketimbang dengan metode seperti di sekolah formal yang terkesan menggurui dan terkesan bersifat intimidasi.

Pakarangan ulin WSS memberikan wahana mainan dan permainan tradisional, seni pertunjukan tradisional, dan sebagainya yang bernilai dan bernuansa tradisional.

 Siapa saja yang ingin bergabung atau hanya sekedar berkunjung silahkan bisa langsung datang ke Pakarangan Ulin WSS di Dusun Cikubang RT 01/05 Desa Citali Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang.





Revitalisasi Budaya Pesawahan Di Dusun Cikubang

Kekuatan akan nilai budaya tradisional bisa kita rasakan disaat melihat artistik suatu hempasan pesawahan, disitu tak luput dari imajinasi kita yang menciptakan proses menanam menggarap sawah dengan karapan sapi (magawe) lalu menanam padi (tandur), budaya tradisional seakan nampak dan terasa ditambah dengan alunan suara (beluk) si petani yang sedang menggarap sawah.
 di tahun 1990 saat penulis berusia 7 tahun masih menempel imaji tersebut ketika setiap mendengar beluk (alunan nyanyian si petani saat menggarap sawah dengan sapi) saya selalu serentak melihat dan menghampiri untuk ikut naik karapan sapi. sampai tahun 1998 pemandangan dan pengalaman tersebut masih bisa saya nikmati, tapi Kini tak lagi bisa disaksikan karena sawahnya pun telah berganti ladang diakibatkan rusaknya irigasi ke pesawahan kami.
 ingin rasanya mengembalikan suasana dan budaya pesawahan ditempat kami, dengan langkah pertama memperbaiki saluran irigasi terlebih dahulu, memberikan sosialisasi kepada kelompok tani tentang berbagai manfaat dan hasil dari budaya sawah, serta mencari stimulan dari pemerintah atau dinas terkait untuk membantu program revitalisasi budaya pesawahan. Hal ini akan menjadi satu reinkarnasi budaya di dusun kami yang akan berkembang pada tatanan kesenian didalamnya, di dusun kami dulu setiap panen padi sebagai tanda syukur kepada sang pencipta selalu diadakan ceremonial lewat media seni Tarawangsa, rengkong, beluk, dsb. Mungkin nenek moyang terdahulu (sebelum masuk ajaran Islam) acara tersebut adalah sebagai bukti terimakasih kepada Dewi Sri (Dewi Padi), setelah Masuk Islam budaya tersebut berangsur diluruskan sebagai bukti tafakur terhadap hasil alam yang dianugrahkan oleh Alloh SWT. Seni budaya dan agama pun jika disinkronkan dengan pandangan positif tidak akan mengundang perpecahan. Adanya kontribusi antara tokoh agama dan tokoh seni maka akan melahirkan satu budaya yang harmonis, toh berkembangnya Islam sendiri di daerah kita kebanyakan melalui seni pertunjukan wayang golek. Di daerah kami sebaliknya, kehadiran Islam malah mematikan seni budaya, diakibatkan pro kontra seni dan agama, disini melibatkan Ego dan fanatik yang tidak diimbangi ilmu pengetahuan dan wawasan. Tokoh agama tidak mau mencerna ilmu seni, sebaliknya tokoh seni tidak mendalami ilmu agama maka akibatnya bisa menimbulkan hal yg fatal bagi perkembangan keduanya.

Kini banyak lahir seniman akademik dan tokoh agama yang akademik pula, hendaknya bisa menyikapi arti dari perkembangan seni budaya untuk pembentukan karakter masyarakat. Bagaimana kita mengembalikan berbagai nilai tradisional dengan pandangan yang lebih dewasa. Terlebih budaya pesawahan yang mesti kita kembalikan atas dasar manfaat publik.
 mengembalikan budaya pesawahan di dusun kami belum terlambat, saluran irigasi masih ada hanya tinggal bagaimana cara memperbaikinya, lahan untuk pesawahan yang kini jadi ladang bisa kita kembalikan fungsinya menjadi sawah kembali. Tapi dalam penggarapannya kita kemas seperti dahulu dengan memakai bantuan hewan (sapi, kerbau) bukan mesin traktor. Kenapa? Bukan masalah "ketradisionalan" secara visual saja, akan tetapi secara "rasa" dan "manfaat" nya pun tentu berbeda.

Mari kibarkan kembali orang-orangan sawah (bebegig) di tanah kita, mari kita sebarkan benih-benih padi di tanah kita, mari kita lantunkan kembali nyanyian anak-anak kampung, mari kita petik kembali dawai kecapi, mari kita tiup kembali suling bambu dan terompet-terompetan dari jerami, niscaya kita akan merasakan kedamaian yang sesungguhnya. Sebuah REINKARNASI BUDAYA.





Workshop Longser Remaja Akan Digelar

Workshop longser remaja (WLR) 2015 akan digelar pada tanggal 15 Maret 2015 dari pukul 09.00 Wib s/d Selesai bertempat di Pakarangan Ulin WSS dengan para peserta Workshop Siswa/i SMP, SMA/SMK Sederajat, dan Mahasiswa se-kabupaten Sumedang. Untuk yang akan mendaftar jadi peserta silahkan daftar segera ke nomor kontak (081312159442 - 08886003969). PESERTA TERBATAS. PENDAFTARAN PESERTA DITUTUP SAMPAI TANGGAL 10 MARET 2015. Terima kasih

BERITA LONGSER WSS



Rabu, 28 Januari 2015

Proses shoting program komedi BALAGA (BAnyolan Longser Anak GAul)

 shoting program komedi BALAGA (BAnyolan Longser Anak GAul) yang diproduksi oleh stasiun televisi lokal PAR TV Tivina Urang Parahyangan bekerjasama dengan Pusat Konservasi Seni Budaya WAHANA SATIA SUNDA (WSS) Sumedang. Proaes shoting perdana ini dilakukan di Pakarangan Ulin WSS di Dusun Cikubang RT 01/05 Ds.Citali Kec.Pamulihan Sumedang. Program BALAGA ini mengadopsi spirit teater rakyat "Longser" yang dikemas kekinian sehingga melahirkan bentuk dan karakter baru dalam garapannya. Cerita dan penggarapan (penyutradaraan) yang digarap oleh Wawan Aldo Supriatna ini sangat sederhana, cerita yang tak jauh dari kehidupan masyarakat pedesaan yang sudah modern, atau pun cerita-cerita dongeng dan babad yang dikemas sesederhana mungkin tanpa menghilangkan esensi dari cerita sesungguhnya. Alasannya program ini dibuat, pihak PAR TV dan WSS ingin merangsang generasi muda terjun pada pelestarian seni budaya, salah satu cara pendekatannya adalah mengemas seni tradisi pada kemasan semi modern agar tidak terlalu jauh dengan zaman sekarang. Semoga program baru ini nantinya bisa menghibur sekaligus memberikan pesan positif untuk para penontonnya. Intinya semoga program ini bisa diterima oleh publik.

Senin, 19 Januari 2015

Ruang bagi perkembangan seni pertunjukan rakyat tradisional

Seni pertunjukan rakyat tradisional kini banyak digunakan sebagai media bagi dinas pemerintahan, perusahaan, dan organisasi/ kelompok dalam menyampaikan pesan dan informasi tertentu. Keberadaan seni pertunjukan rakyat tradisional bersama senimannya sangatlah diakui keberadaannya ditambah dengan banyaknya perguruan tinggi seni yang menciptakan para seniman akademik, sehingga seni budaya tradisional kini kembali banyak muncul ke permukaan dengan hasil adopsi para seniman yang memiliki pola pikir cerdas. Banyak karya seni inivatif terlahir buah adopsi seni tradisional yang dibumbui dengan hal modern baik bentuk maupun unsur penyajiannya (art colaboration), namun tetap lebih memunculkan unsur tradisionalnya, sehingga seni pertunjukan rakyat tradisional kini mengalami perkembangan secara positif tanpa meninggalkan nilai-nilai keasliannya. Itu yang disebut "miindung ka waktu, mibapa ka jaman", disini mempunyai artian bahwa seni pertunjukan rakyat tradisional akan terus hidup sesuai kebutuhannya seiring berjalannya waktu dan jaman, justru akan semakin kuat mengakar dari generasi ke generasi sebagai pola pelestarian seni budaya tradisional.

banyak muncul perdebatan antara seniman otodidak dan seniman akademik diranah nilai keaslian suatu pola struktur garapan suatu seni pertunjukan (pakem/aturan), tapi pada akhirnya banyak yang menyadari bahwa seni pertunjukan tradisional harus berkembang seiring perkembangan jaman, kalau tidak ya cukup sampai satu jaman saja seni itu bisa bertahan hidup, karena jaman terus berkembang maka seni pertunjukan rakyat tradisional pun harus mencari ruang untuk mengikuti perkembangan tersebut. Seni harus sesuai porsi dan kebutuhannya, jika tidak bisa mengalami 'koma' bahkan terkubur oleh si senimannya sendiri. Seni bukan untuk diisolasi oleh senimannya sendiri tapi seniman harus mampu memberikan ruang gerak bagi perkembangan dan laju pertumbuhan bagi seni itu sendiri. Satu contoh; seni pewayangan kini mengalami banyak perkembangan pada ruang penyajiannya, banyak lahir wayang golek minimalis, biasanya wayang diiringi oleh gamelan yang notabene membutuhkan para pendukung musik dan peralatan hingga 20 orang, kini dengan meminimalisir penyajian bisa hanya dengan 5 orang pun pertunjukan bisa terlaksana tanpa menghilangkan esensi dari pertunjukan wayang golek.



Embun, malam, dan pelarian

Ini malam. Menyerupai subuh terbungkus waktu. Kaca dan kayu jendela beruap kedinginan melawan angin dan basah. Langit..berarak hitam tanpa bintang dan cahaya bulan, Kini sepi tertelan suara jangkrik dan kodok lumpur.

Mungkin sebentar lagi subuh
 kini terlihat hempasan kebun jagung melambai menyambut adzan.
 para binatang malam mengendus lewat tanah basah, bukan karena hujan, hanya diludahi embun sisa kemarin.

Mungkin pulih. Kembali pagi seperti kemarin

Mungkin sehat. Kembali kerja seperti petani

Mungkin mati. Kembali tidur disisi tuhan.

Keramat

 do'a dan harapan

Esok kembali menulis seperti sekarang.















Sabtu, 17 Januari 2015

Deskripsi Workshop Longser Remaja (WLR) 2015

Workshop Longser Remaja (WLR)2015 yang akan digelar 15 maret 2015 adalah sebuah konservasi sekaligus inovasi terhadap seni pertunjukan rakyat sunda (teater tradisional). Banyak event mengenai seni pertunjukan longser digelar, intensitas festival longser remaja (lawung longser nonoman), festival longser batik setiap 2 tahun sekali yang digawangi kelompok toneel bandung telah banyak menghasilkan generasi-generasi pertumbuhan inovasi seni longser di tatar sunda. Kini Workshop Longser Remaja (WLR) 2015 bermaksud mengajak para remaja pelajar SMP, SMA/SMK Sederajat dan Mahasiswa untuk bersama-sama dalam sebuah pembelajaran proses produksi seni longser dari awal mempersiapkan ide cerita hingga penyajian pentasnya. Disini para peserta akan dibagi perkelompok dan diajak pada beberapa wahana workshop, antara lain ; belajar menyiapkan ide cerita, membuat naskah, pembagian peran (casting) yang tepat sesuai skill individu, berlatih singkat sampai pada pementasan antar kelompok, serta
Panitia WLR 2015 sekaligus akan menilai kelompok terbaik. Selain itu juga sebagai bahan perbandingan seni juga sebagai bahan apresiasi sekaligus hiburan bagi peserta, panitia juga akan menyuguhkan pertunjukan longser dari kelompok longser toneel bandung dan kelompok longser Bandoengmooi. Demikian kiranya deskripsi event WLR 2015 nanti, semoga dapat bermanfaat bagi publik, khususnya lagi bagi peserta yang ikut nanti. Terimakasih. Selamat mendaftarkan diri dan Salam seni budaya!

Jumat, 16 Januari 2015

Workshop Longser Remaja (WLR)2015

Workshop Longser Remaja (WLR) 2015
 Untuk Siswa/i SMP, SMA/SMK Sederajat, dan Mahasiswa yang berada di wilayah kabupaten sumedang silahkan daftarkan diri kalian ke 081312159442 - 08886003969.
 workshop Longser Remaja (WLR) 2015 akan dilaksanakan hari Minggu 15 Maret 2015 dari pukul 09.00 WIB s/d Selesai, bertempat di Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda (WSS) Sumedang, alamat lengkapnya di dusun Cikubang desa Citali kecamatan Pamulihan kabupaten Sumedang.

Fasilitas:

1. MATERI WORKSHOP LONGSER
 2. SNACK
 3.NASI BOX
 4.SERTIFIKAT WORKSHOP
 5.KULINER TRADISIONAL
 6.HIBURAN
 Untuk Informasi lebih lanjut hubungi panitia WLR 2015

 *no kontak tertera diatas



















Senin, 12 Januari 2015

Momonyetan

KAulinan momonyetan nyaeta kaulinan anu ngagunakeun media kaen sarung

Bedil Jepret


Ngadu kaleci kaulinan basajan dilembur kuring


Ketika keinginan melebihi kenyataan, apakah ini sebuah cita-cita, harapan, angan-angan, atau kah sebuah absurditas?padahal tuhan pernah berfirman "kun fayakun". Mari berbincang sejenak. Tuhan menyuruh makhluknya untuk berdoa meminta kepadanya serta berusaha, dalam segala hal dan kegiatan. Keinginan adalah  dasar dari niat.







Minggu, 11 Januari 2015

Pengunjung Pakarangan Ulin WSS (WahanaSatiaSunda)



Pengunjung Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda (WSS)

Bermain bedil jepret

Kami Memang Anak Kampung

Suasana malam yang tak pernah hening di kampung kami. Bukan berarti berisik oleh kegiatan negatif atau pun ekstrimisme, melainkan diisi oleh kegiatan yang berhubungan dengan seni budaya. Malam minggu kami tidak didalam diskotik, Pub, Karaoke atau pun nongkrong di jalan, tapi malam minggu kami berada dibawah sinar rembulan yang mengepung teriakan kami yang berlatih tari, teater, pencak silat, dan muaik gamelan. Kami memang anak kampung tapi tidak kampungan, mainset dan pola pikir terhadap perubahan peradaban yang memiliki akhlak budaya yang luhur kami suguhkan untuk orang- orang yang peduli terhadap kelangasungan generasi bangsa ini yang sesungguhnya, bukan menjadi plagiat budaya orang lain.

Berwisata budaya ke Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda

Sejumlah pengunjung Pakarangan Ulin WSS sedang diajarkan cara membuat mainan tradisional rakyat yang terbuat dari daun kelapa menjadi sebuah mainan yang unik.

Sabtu, 10 Januari 2015

Kegiatan Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda (WSS)Sumedang

 Malam minggu bagi anak-anak pakarangan ulin WSS adalah waktu yang ditunggu-tunggu karena anak-anak bisa bermain sambil menikmati alunan musik degung yang merupakan salah satu kegiatan kami juga. Selain itu juga bisa menikmati keindahan alam dimalam hari, hempasan kebun jagung yang diterpa sinar rembulan.

Pola lantai tari badaya

Berlatih tari badaya di Pakarangan Ulin WSS