Pusat Konservasi Seni Budaya Tradisional Sunda dengan memiliki Pakarangan Ulin WSS sebagai sarana eksplorasi seni budaya. berkedudukan di wilayah dusun Cikubang Desa Citali Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang - Jawa Barat
Selasa, 17 November 2015
Longser Bocah Wahana Satia Sunda Memborong 3 Piala Festival Longser Se-Jabar Banten
Longser Bocah WSS dari Pusat Konservasi Seni Budaya Wahana Satia Sunda berhasil membawa 3 piala di ajang Festival Longser Toneel Bandung yang ke-5 tingkat pelajar se-jawa barat & banten. Hampir semua kategorinya WSS masuk menjadi nominasinya. WSS berhasil menyabet kategori Jawara 2 Pertunjukan Longser, Jawara Aktor Longser Terbaik, dan Jawara Naskah Longser Terbaik. 3 piala dibawa pulang WSS ke bascamenya di dusun Cikubang Ds.Citali kec.Pamulihan-Sumedang. Sebagai perwakilan dari Sumedang, WSS sangat bangga dengan prestasi yang telah diraihnya di ranah provinsi, WSS menjadi kuda hitam di ajang Festival Longser kali ini dikarenakan WSS adalah peserta baru dalam ajang Festival Longser ke-5 ini. Berbeda dengan kelompok longser lainnya yang telah langganan menjadi festival longser yang reguler berjalan setiap 2 tahun sekali. Semoga dengan awal prestasi longser bocah WSS ini mampu lebih baik lagi di ajang festival longser yang akan datang.
Sabtu, 14 November 2015
Longser Bocah WSS dan Apresiatornya
Tepat pukul 1 siang dihari jumat, 13 November 2015 di Gedung Kesenian Dewi Asri ISBI Bandung Jl.Buahbatu 212 Bandung Longaer Bocah Wahana Satia Sunda (WSS) Sumedang tampil sebagai peserta ke 2 dalam ajang Festival Longser Toneel Bandung yang ke-5.
WSS dengan lakon "Adipati Karna Tanding" berdasarkan kisah mahabharata karya vyasa ini digarap apik oleh sang sutradara Wawan Aldo Supriatna hingga mampu menghipnotis ratusan penonton yang memadati gedung kesenian Dewi Asri ISBI Bandung.
Penonton yang menyaksikan pertunjukan longser bocah WSS berdurasi 45 menit tersebut dibuat diam ditempat duduk dan dibuat terbahak-bahak menyaksikan anak-anak usia dibawah 15 tahun memerankan lakon pewayangan dengan balutan komedi. Cerita tragis yang dibuat menjadi penuh kejenakaan melahirkan katarsis bagi para apresiatornya. Seluruh apresiator merasa bangga dan diakhir pertunjukan seluruh apresiator memberikan standing uplouse bagi anak-anak longser bocah WSS.
WSS dengan lakon "Adipati Karna Tanding" berdasarkan kisah mahabharata karya vyasa ini digarap apik oleh sang sutradara Wawan Aldo Supriatna hingga mampu menghipnotis ratusan penonton yang memadati gedung kesenian Dewi Asri ISBI Bandung.
Penonton yang menyaksikan pertunjukan longser bocah WSS berdurasi 45 menit tersebut dibuat diam ditempat duduk dan dibuat terbahak-bahak menyaksikan anak-anak usia dibawah 15 tahun memerankan lakon pewayangan dengan balutan komedi. Cerita tragis yang dibuat menjadi penuh kejenakaan melahirkan katarsis bagi para apresiatornya. Seluruh apresiator merasa bangga dan diakhir pertunjukan seluruh apresiator memberikan standing uplouse bagi anak-anak longser bocah WSS.
Minggu, 25 Oktober 2015
Longser Bocah WSS Ikut Festival Longser 2015
Longser Bocah Wahana Satia Sunda (WSS) akan mengikuti Festival Longser Ke-5 tingkat pelajar se-Jawa Barat dan Banten. Event ini merupakan program reguler komunitas toneel Bandung setiap 2 tuhun sekali. Pada kesempatan Festival Longser kali ini WSS merupakan yang pertama kalinya ikut menjadi peserta. WSS akan tampil menjadi penyaji ke-3 yakni, pada hari Jumat, 13 November 2015 Pukul 12.30 WIB, dengan judul lakon : "Adipati Karna Tanding" berdasarkan kitab mahabharata karya Vyasa yang digarap oleh sang sutradara; Wawan Aldo Supriatna kedalam pertunjukan Longser, dimana cerita disajikan secara jenaka dan kekinian dengan tetap tanpa menghilangkan esensi dan keutuhan dari Cerita Adipati Karna Tanding yang sesungguhnya. Sang sutradara berharap dalam event Festival Longser ke-5 Toneel Bandung ini, para dewan juri betul-betul memberikan penilaian terhadap aspek keutuhan cerita pada umumnya,dikarenakan tema event ini mengambil pewayangan, jangan sampai cerita pewayangan terlalu jauh melenceng dari keutuhan cerita yang sesungguhnya. Walau pun longser mencari efek jenaka dan komedi, namun harus tetap menjaga keutuhan karya besar seseorang.
Rabu, 14 Oktober 2015
Profile Pendiri Wahana Satia Sunda (WSS) Sumedang
Wawan Aldo Supriatna atau kalo dirumahnya akrab disapa kang to'ink ini adalah orang yang pertama kali mempunyai ide gagasan untuk mendirikan sebuah Pusat Konservasi Seni Budaya WAHANA SATIA SUNDA.
Awal Sejarah Wahana Satia Sunda :
Wawan Aldo Supriatna Didukung dua temannya, yakni Kang Adiana Supian dan Mang Wan akhirnya mereka sepakat untuk meresmikan WSS ini dihadapan para tokoh masyarakat dusun Cikubang, tepat diakhir bulan november 2014 kang wawan aldo, mang wan dan kang Adi berinisiatif membuat sebuah pendopo kecil (Saung WSS) dan sebuah pakarangan (Pakarangan Ulin WSS) diatas tanah milik keluarga kang Wawan Aldo. Proyek pembuatan sebuah wahana tersebut berhasil selesai secara singkat, deadline tepat diselesaikan pada tanggal 4 Desember 2014 yang disusul tanggal 7 Desember 2014 dengan peresmian dan syukuran (Launching) Wahana Satia Sunda. Maka dari itu tanggal 7 Desember dijadikan sebagai hari jadi Wahana Satia Sunda diliri
Wawan Aldo Supriatna lahir di dusun Cikubang desa Citali kec.Pamulihan -Tanjungsari kab.Sumedang pada tanggal 19 September 1983. Lahir dari pasangan bapak Cahya Muhidin dan Ibu Entin Juartini sebagai anak ke-3 dari 5 saudara . memang sejak kecil kang Wawan sudah dekat dengan seni budaya tradisional, uyutnya yang merupakan tokoh musik Tarawangsa dan neneknya yang merupakan tokoh pemain Sandiwara itu tumbuh secara perlahan mengalir dalam perjalanan hidup kang wawan. Darah seni yang kuat dari leluhurnya memperkokoh jati dirinya dalam menyandang nama Seniman dan Budayawan, walau umurnya masih muda, namun kedewasaannya dalam berkarya tak diragukan lagi. Pada tahun 2003 ia masuk Jurusan Teater STSI Bandung (sekarang; ISBI) dan berhasil menyandang gelar sarjana seni minat studi keaktoran pada tahun 2008. Keaktivannya di komunitas-komunitas di Bandung cukup membawa harum almamaternya. Mulai membentuk Teater Titik Terang tahun 2003 bersama 1 angkatannya di Jurusan Teater, 2004 mulai dilirik oleh Teater Cassanova Bandung, dikarenakan bakat Komedi muncul maka oleh Cassanova (Irwan Jamal dan Oki Sandi) kang wawan disarankan supaya bergabung ke Kelompok Longser Pancakaki, namun sebelumnya masuk dulu kelompok Toneel bandung dibawah asuhan Giri Mustika, lalu setelah itu baru ditarik oleh Kelompok Longser 282 Bandung,setelah 1 tahun di kelompok longser 282 bandung barulah ditarik oleh kelompok Longser Pancakaki dibawah asuhan Hermana HMT, Rano Sumarno dan Agus Injuk.
Dalam perjalanan karirnya di seni pertunjukan telah ikut membawa harum nama kelompok yang diikutinya, terlebih dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Barat dari tahun 2008 hingga 2013 menjadi juara di tingkat nasional dalam Pekan Informasi Nasional tak terlepas dari nama Wawan Aldo Supriatna, sebagai penulis naskah, sutradara dan juga ikut sebagai pemainnya (aktor), sungguh tak gampang 3 tugas sekaligus diborongnya dalam garapan-garapan teater rakyat tradisional tingkat nasional.
Dilayar televisi pun wawan aldo banyak berkiprah membawa spirit seni longser, TVRI Jawa Barat salah satu contohnya banyak memanggil wawan untuk sebuah produksi program Longser Plus TVRI Jabar, program Doger Coblak (2007-2010) di PJ TV Bandung, Lolongseran (2012-2013) di IMTV Bandung, Beranda PJ TV (2012-2014), Festival OLI RCTI (2012), CAUR (2013-2015) di IChannel Bandung dan masih banyak lagi menjadi bintang tamu di stasiun televisi lainnya.
Kini Wawan aldo Supriatna tinggal ditempat kelahirannya bersama anak dan istrinya mengelola Pusat Konservasi Seni Budaya Wahana Satia Sunda yang mana banyak merekrut warga setempat dan masyarakat umum lainnya diluar Sumedang yang ikut bergabung di WSS.
Wahana Satia Sunda Gelar Pawai Obor
WSS gelar pawai obor keliling batas dusun Cikubang RW 05 Desa Citali-Pamulihan-Sumedang sebagai bentuk rasa syukur kepada Alloh SWT dalam menyambut tahun baru Islam 1 Muharam 1437 Hijriah. Berbagai alat musik tradisional khas WSS mengiringi perjalanan pawai obor yang kurang lebih menghabiskan waktu perjalanan 3 jam tersebut disambut meriah oleh seluruh warga desa Citali, khususnya warga Dusun Cikubang. Kami sangat bangga bisa merayakan "ngantun taun mapag taun" baru islam. Semoga ditahun ini seluruh umat manusia bisa lebih menghargai adat, tradisi, seni, budaya, agama warisan leluhur.
Senin, 12 Oktober 2015
Wahana Satia Sunda angkat Kandaga Lante
WSS angkat Kisah perjalanan 4 Kandaga Lante yang merupakan para patih kerajaan Padjajaran yang diutus oleh Sribaduga Maharaja (Prabu Siliwangi) untuk menyerahkan mahkota binokasih dan seluruh pakaian kerajaan kepada kerajaan Sumedang Larang, serta sebuah pesan agar Sumedang Larang menjadi penerus kekuasaan kerajaan Padjajaran dikarenakan padjajaran sedang mengalami desakan akibat serangan pasukan gabungan banten, cirebon, dan demak. Prabu Geusan Ulun alias Pangeran Angkawijaya menerima kedatangan 4 kandaga lante ini dengan baik hingga 4 kandaga lante tersebut mengabdi kepada kerajaan Sumedang Lante.
Dramatis perjalanan 4 kandaga lante dimunculkan oleh sang sutradara Wawan Aldo Supriatna yang sekaligus sebagai penulis naskahnya. Memang cerita ini belum ada yang mengangkat lewat naskah drama, apalagi pertunjukan dramanya, padahal 4 kandaga lante ini merupakan titik awal kejayaan Sumedang Larang. Eyang Jaya Perkasa/Sanghyang Hawu, Eyang Terong Peot, Eyang Kondang Hapa, dan Eyang Nangganan adalah para tokoh yang membawa kejayaan Sumedang Larang dimasa pemerintahan Prabu Geusan Ulun.
Penulis naskah/Sutradara merasa tertantang untuk terus menggarap Kandaga Lante ini lewat teater, selain ketertarikannya kepada para tokoh kandaga lante, maksud untuk terus mempopulerkan sejarah ini pun muncul untuk memperkuat kebenaran sejarah mahkota binokasih yang diwariskan Padjajaran kepada Sumedang Larang. Kini muncul kepermukaan media mengenai opini kabupaten Ciamis yang menggugat dan meminta mahkota binokasih, bahkan dikabarkan menyiapkan tim khusus bentukan DPRD Ciamis. Untuk itu Wahana Satia Sunda mencoba memberikan informasi yang sesungguhnya kepada publik lewat pertunjukan teater. Naskahnya sendiri dibuat Wawan Aldo Supriatna berdasarkan sejarah kabupaten Sumedang serta berdasarkan keterangan para tokoh budaya, tokoh seni, tokoh pemerintahan, tokoh masyarakat dan bantuan media internet sebagai narasumber dalam pembuatan naskah drama Kandaga Lante ini. Alhasil penulis mendapatkan keterangan yang sama dari berbagai sumber tersebut, sehingga Wawan Aldo Supriatna tak ragu lagi untuk mengangkat kisah ini keatas panggung dengan goresan dramatis perjalanan 4 kandaga lante.
Garapan ini akan WSS suguhkan sebagai materi Pasanggiri Teater Daerah Jawa Barat yang akan digelar tanggal 22 oktober mendatang di gedung Sabilulungan Soreang Kab.Bandung. WSS akan menjadi perwakilan dari Kabupaten Sumedang dalam perhelatan pasanggiri teater daerah jawa barat tersebut. Semoga ini memberikan nilai estetik baru bagi dunia teater indonesia, khususnya teater rakyat tradisional Jawa Barat.
Dramatis perjalanan 4 kandaga lante dimunculkan oleh sang sutradara Wawan Aldo Supriatna yang sekaligus sebagai penulis naskahnya. Memang cerita ini belum ada yang mengangkat lewat naskah drama, apalagi pertunjukan dramanya, padahal 4 kandaga lante ini merupakan titik awal kejayaan Sumedang Larang. Eyang Jaya Perkasa/Sanghyang Hawu, Eyang Terong Peot, Eyang Kondang Hapa, dan Eyang Nangganan adalah para tokoh yang membawa kejayaan Sumedang Larang dimasa pemerintahan Prabu Geusan Ulun.
Penulis naskah/Sutradara merasa tertantang untuk terus menggarap Kandaga Lante ini lewat teater, selain ketertarikannya kepada para tokoh kandaga lante, maksud untuk terus mempopulerkan sejarah ini pun muncul untuk memperkuat kebenaran sejarah mahkota binokasih yang diwariskan Padjajaran kepada Sumedang Larang. Kini muncul kepermukaan media mengenai opini kabupaten Ciamis yang menggugat dan meminta mahkota binokasih, bahkan dikabarkan menyiapkan tim khusus bentukan DPRD Ciamis. Untuk itu Wahana Satia Sunda mencoba memberikan informasi yang sesungguhnya kepada publik lewat pertunjukan teater. Naskahnya sendiri dibuat Wawan Aldo Supriatna berdasarkan sejarah kabupaten Sumedang serta berdasarkan keterangan para tokoh budaya, tokoh seni, tokoh pemerintahan, tokoh masyarakat dan bantuan media internet sebagai narasumber dalam pembuatan naskah drama Kandaga Lante ini. Alhasil penulis mendapatkan keterangan yang sama dari berbagai sumber tersebut, sehingga Wawan Aldo Supriatna tak ragu lagi untuk mengangkat kisah ini keatas panggung dengan goresan dramatis perjalanan 4 kandaga lante.
Garapan ini akan WSS suguhkan sebagai materi Pasanggiri Teater Daerah Jawa Barat yang akan digelar tanggal 22 oktober mendatang di gedung Sabilulungan Soreang Kab.Bandung. WSS akan menjadi perwakilan dari Kabupaten Sumedang dalam perhelatan pasanggiri teater daerah jawa barat tersebut. Semoga ini memberikan nilai estetik baru bagi dunia teater indonesia, khususnya teater rakyat tradisional Jawa Barat.
Sabtu, 10 Oktober 2015
Kembali Memberikan Apresiasi Seni Kepada Warga Sumedang
Pusat Konservasi Seni Budaya WAHANA SATIA SUNDA atau biasa akrab disebut WSS kembali akan memberikan beberapa suguhan apresiasi seni di Gedung Kesenian Sumedang jl.komplek pacuan kuda Sumedang.
Kali ini WSS akan memberikan apresiasi seni, diantaranya; lagu-lagu sunda oleh WSS Woman Voice, Reak Inovatif dan pertunjukan Teater Rakyat. Acara ini akan dilaksanakan pada hari Minggu, 11 Oktober 2015 dari pukul 8 pagi hingga selesai.
WWS berharap warga sumedang bisa menjadi apresiator yang baik, dan juga bagi pihak penyelenggara ; Disparpora Sumedang bisa meningkatkan promosi dan publikasi yang maksimal, sehingga acara Aktivasi Gedung Kesenian ini bisa diapresiasi dan dinikmati oleh khalayak warga sumedang pada khususnya, sehingga akan menjadi berkesinambungan antara penyelenggara, pelaku seni dan para penikmat seni itu sendiri.
Selain sebagai sarana hiburan masyarakat, WSS juga berharap bahwa acara ini menjadikan sebuah wadah untuk mempertahankan, mengembangkan dan memperkaya seni di kota sumedang. Dengan seringnya acara pagelaran seni reguler seperti ini, otomatis akan memberikan penawaran terhadap perkembangan pariwisata di kota sumedang. Maka dari itu sumedang harus semakin melek dalam mempertahankan slogan Sumedang Puseur Budaya Sunda atau SPBS.
Wawan Aldo Supriatna.
Kali ini WSS akan memberikan apresiasi seni, diantaranya; lagu-lagu sunda oleh WSS Woman Voice, Reak Inovatif dan pertunjukan Teater Rakyat. Acara ini akan dilaksanakan pada hari Minggu, 11 Oktober 2015 dari pukul 8 pagi hingga selesai.
WWS berharap warga sumedang bisa menjadi apresiator yang baik, dan juga bagi pihak penyelenggara ; Disparpora Sumedang bisa meningkatkan promosi dan publikasi yang maksimal, sehingga acara Aktivasi Gedung Kesenian ini bisa diapresiasi dan dinikmati oleh khalayak warga sumedang pada khususnya, sehingga akan menjadi berkesinambungan antara penyelenggara, pelaku seni dan para penikmat seni itu sendiri.
Selain sebagai sarana hiburan masyarakat, WSS juga berharap bahwa acara ini menjadikan sebuah wadah untuk mempertahankan, mengembangkan dan memperkaya seni di kota sumedang. Dengan seringnya acara pagelaran seni reguler seperti ini, otomatis akan memberikan penawaran terhadap perkembangan pariwisata di kota sumedang. Maka dari itu sumedang harus semakin melek dalam mempertahankan slogan Sumedang Puseur Budaya Sunda atau SPBS.
Wawan Aldo Supriatna.
Rabu, 07 Oktober 2015
Rabu, 30 September 2015
MILANGKALA WSS YANG KE-1
Dalam rangkaian Milangkala Pusat Konservasi Seni Budaya WAHANA SATIA SUNDA (WSS) ke-1 akhir taun ini, WSS berencana akan kembali bekerjasama dengan Kantor Urusan Internasional (KUI) untuk menghadirkan kembali Darmasiswa dari berbagai negara yang ada di Bandung khususnya untuk ikut andil dalam acara perhelatan seni budaya yang diusung oleh WSS ini. WSS berencana akan mempersiapkan berbagai seni tradisional yang populer dan masih hidup di Sumedang, seperti halnya Tarawangsa, Kuda renggong, Pencak Silat, Jaipongan, degung, Reak, Longser bocah, permainan tradisional (kaulinan urang lembur) dan sekaligus akan memperkenalkan kembali tradisi Gembrong Liwet (Nanak nasi liwet satu kampung).
selain upaya dalam konservasi seni budaya, WSS sekaligus Bermaksud mempromosikan seni budaya sunda pada khususnya kepada para darmasiswa dari berbagai negara. Mudah-mudahan event ini bisa terlaksana sebagaimana yang diharapkan WSS dan Warga dusun Cikubang-citali..
Event ini akan diselenggarakan pada tanggal 6 Desember 2015 di Pakarangan Ulin WSS. Untuk seluruh pihak yang akan bekerjasama atau pun akan menjadi sponsor bisa menghubungi pihak panitia ke email: wahanasatyasunda@gmail.com dan dewautama17@yahoo.com.
selain upaya dalam konservasi seni budaya, WSS sekaligus Bermaksud mempromosikan seni budaya sunda pada khususnya kepada para darmasiswa dari berbagai negara. Mudah-mudahan event ini bisa terlaksana sebagaimana yang diharapkan WSS dan Warga dusun Cikubang-citali..
Event ini akan diselenggarakan pada tanggal 6 Desember 2015 di Pakarangan Ulin WSS. Untuk seluruh pihak yang akan bekerjasama atau pun akan menjadi sponsor bisa menghubungi pihak panitia ke email: wahanasatyasunda@gmail.com dan dewautama17@yahoo.com.
Rabu, 29 Juli 2015
Wahana Satia Sunda Gelar Event Satu Bulan Penuh
Pada bulan Agustus 2015 kali ini Wahana Satia Sunda beserta keluarga besar Dusun Cikubang Kec.Pamulihan akan menggelar beberapa event budaya tradisi masyarakat Dusun Cikubang. Dari mulai masuk awal Agustus masyarakat Dusun Cikubang akan menggelar tradisi beberesih lembur, kegiatan sosial lingkungan ini akan menjadi tradisi positif dalam silaturahmi antar warga Dusun Cikubang. Selain itu di Bidang Kamtibmas, WSS akan memberikan Award kepada kelompok Ronda malam kreatif.
tanggal 15 Agustus di Pakarangan Ulin WSS akan digelar event Red White Accoustic Fest yang bertemakan "Semalam Tanpa Distorsi". Event ini akan menampilkan beberapa grup band dan solois dengan balutan versi akustik. Tanggal 17 Agustus WSS akan menggelar Helaran Rakyat, sebuah kreatif karnaval yang akan berkeliling mengelilingi wilayah desa Citali. Malamnya akan digelar Pagelaran Pencak Silat dari beberapa paguron pencak silat, diantaranya dari WSS sendiri ada paguron Pencak Silat "Putra Pusaka Mulya" dan "Gagak Lawung Medal Pusaka Putra", dari Dusun Cikupa desa Gudang Kec.Tanjungsari ada Paguron Pencak Silat "Putra Sekarwangi", juga akan diselingi seni Reak "Rengganis Lumigar" Dari dusun Cikondang desa Haur Ngombong Kec.Pamulihan.
tanggal 22 Agustus merupakan malam puncak pertunjukan rakyat, yang mana akan menggelar beberapa seni pertunjukan diantaranya; Longser Bocah, Musik Kontemporer, Perkusi, Rampak Sekar, Calung, Dll. Semoga event ini memberikan motivasi terhadap masyarakat pelaku seni untuk terus berkonservasi terhadap seni budaya sebagai media pembentukan akhlak budaya masyarakat.
Senin, 27 Juli 2015
Muda, Kreatif dan Penuh Peduli
Wawan Aldo Supriatna bersama komunitasnya WSS (Wahana Satia Sunda ) terus melakukan konservasi terhadap seni budaya yang hidup diJawa Barat. permainan tradisional (kaulinan barudak), Jaipongan, pencak silat, musik, juga teater . Teater Rakyat "longser " di Pakarangan Ulin WSS menjadi produk unggulan yang diminati masyarakatnya, bahkan Longser Bocah WSS menjadi favorite warga Sumedang, dalam perhelatan hari jadi kota Sumedang pun anak-anak Longser Bocah membuat para birokrat yang menyaksikannya pun tercengang dan terbahak-bahak merasa terhibur. Malah ketua Dewan Kebudayaan Sumedang berkomentar kepada sang sutradara (Wawan Aldo Supriatna) supaya terus mengembangkan Longser Bocah ini sebagai media pembentukan karakter anak. Sang sutradara hanya menjawab "semoga pemerintah peduli dan ikut andil dalam usaha konservasi seni budaya ini, terutama dalam membentuk karakter anak menuju akhlak budaya yang positif".
ini adalah tugas seniman, Budayawan, pemerintah dan masyarakat untuk menjaga dan melestarikan seni budaya warisan bangsa. Sebagai seniman dan juga budayawan muda, beliau; Wawan Aldo Supriatna cukup memberikan warna-warna baru dalam mengemas seni dan juga tradisi masyarakat yang sudah terkontaminasi kekinian.
Budiman Surya Sujatmiko
ini adalah tugas seniman, Budayawan, pemerintah dan masyarakat untuk menjaga dan melestarikan seni budaya warisan bangsa. Sebagai seniman dan juga budayawan muda, beliau; Wawan Aldo Supriatna cukup memberikan warna-warna baru dalam mengemas seni dan juga tradisi masyarakat yang sudah terkontaminasi kekinian.
Budiman Surya Sujatmiko
Jumat, 12 Juni 2015
GEMBRONG LIWET
Gembrong Liwet adalah satu tradisi budaya menanak nasi liwet satu kampung dalam rangka silaturahmi menyambut bulan suci ramadhan. ini adalah suatu bentuk rasa syukur kepada ALLAH SWT. acara Gembrong Liwet akan dilaksanakan pada hari Minggu, 14 Juni 2015 bertempat di Pakarangan Ulin WSS (Wahana Satia Sunda) dusun Cikubang RW 05 Desa Citali Kec.Pamulihan Kab. Sumedang-Jawa Barat. pada pukul 08.00 WIB pagi Masyarakat umum dari berbagai daerah, khususnya masyarakat setempat datang berbondong-bondong dan berkumpul di pakarangan ulin WSS menunggu pembukaan Tradisi Gembrong Liwet, tiada lain masyarakat datang untuk menanak nasi liwet secara serentak pada hari itu, selain itu juga anak-anak sambil menunggu nasi liwet selesai dihidangkan mereka melakukan tradisi Ngapungkeun langlayangan (bermain layang-layang) secara beramai-ramai. layang-layang sebelum diterbangkan terlebih dahulu ditulisi dengan berbagai kata-kata, ada yang mengeluarkan kata unek-unek, permintaan maaf, atau pun kesan-kesan dalam tradisi gembrong liwet tersebut.
dalam gembrong liwet ini juga akan menampilkan Liwet Jawara yang dimasak oleh Jawara Liwet (Master Chef Liwet) dusun Cikubang. siapa pun yang datang ke tempat itu boleh makan nasi liwet tersebut dengan gratis. adapun makanan pendampingnya yang selalu disuguhkan di Pakarangan Ulin WSS yakni makanan tradisional yang disuguhkan dalam Warung Sawios (Warung gratis). disamping itu pula pengunjung bisa menikmati hiburan masyarakat setempat (Pentas Seni) diantaranya Pencak Silat, Celempungan, Tarawangsa, Kacapi Suling, Longser Bocah, Degung, dll.
Tradisi ini dimunculkan atas prakarsa Saudara Wawan Aldo Supriatna seorang budayawan muda yang memperoleh dukungan kuat dari rekan-rekannya, para seniman dan para tokoh masyarakat dusun Cikubang dengan tujuan mengikat dan menjaga silaturahmi yang tidak hanya terjalin di lingkungan dusun Cikubang saja, melainkan lingkup silaturahmi seantero jagat karena biasanya yang mengunjungi dusun Cikubang tidak hanya wisatawan Domestik, namun wisatawan Asing pun kerap berkunjung ke pakarangan Ulin WSS.
Tradisi ini rencananya akan selalu diperingati menjelang bulan suci ramadhan dengan tujuan silaturahmi dan melepas ego semoga di bulan suci ramadhan yang akan dilalui tidak membawa beban, kesalahfahaman antar personal bisa dilebur pada hari itu dan dirubah menjadi suasana kekeluargaan penuh suka cita sebagai bentuk rasa syukur kepada Alloh SWT.
pada malam harinya akan digelar pengajian, umat muslim akan berkumpul berdoa bersama dan mendengarkan ceramah dari Ustad/ulama/Da'i dengan tujuan meningkatkan pemahaman nilai-nilai islam di masyarakat. tradisi ini diharapkan bisa memberikan stimulus terhadap masyarakat untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT. Amin!
untuk itu kami mengundang siapun yang tertarik pada tradisi ini untuk hadir pada hari Minggu, 14 Juni 2014 dari Pukul 8 pagi sampai dengan pukul 11 malam bertempat di Pakarangan Ulin WSS (Wahana Satia Sunda). Terimakasih
dalam gembrong liwet ini juga akan menampilkan Liwet Jawara yang dimasak oleh Jawara Liwet (Master Chef Liwet) dusun Cikubang. siapa pun yang datang ke tempat itu boleh makan nasi liwet tersebut dengan gratis. adapun makanan pendampingnya yang selalu disuguhkan di Pakarangan Ulin WSS yakni makanan tradisional yang disuguhkan dalam Warung Sawios (Warung gratis). disamping itu pula pengunjung bisa menikmati hiburan masyarakat setempat (Pentas Seni) diantaranya Pencak Silat, Celempungan, Tarawangsa, Kacapi Suling, Longser Bocah, Degung, dll.
Tradisi ini dimunculkan atas prakarsa Saudara Wawan Aldo Supriatna seorang budayawan muda yang memperoleh dukungan kuat dari rekan-rekannya, para seniman dan para tokoh masyarakat dusun Cikubang dengan tujuan mengikat dan menjaga silaturahmi yang tidak hanya terjalin di lingkungan dusun Cikubang saja, melainkan lingkup silaturahmi seantero jagat karena biasanya yang mengunjungi dusun Cikubang tidak hanya wisatawan Domestik, namun wisatawan Asing pun kerap berkunjung ke pakarangan Ulin WSS.
Tradisi ini rencananya akan selalu diperingati menjelang bulan suci ramadhan dengan tujuan silaturahmi dan melepas ego semoga di bulan suci ramadhan yang akan dilalui tidak membawa beban, kesalahfahaman antar personal bisa dilebur pada hari itu dan dirubah menjadi suasana kekeluargaan penuh suka cita sebagai bentuk rasa syukur kepada Alloh SWT.
pada malam harinya akan digelar pengajian, umat muslim akan berkumpul berdoa bersama dan mendengarkan ceramah dari Ustad/ulama/Da'i dengan tujuan meningkatkan pemahaman nilai-nilai islam di masyarakat. tradisi ini diharapkan bisa memberikan stimulus terhadap masyarakat untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT. Amin!
untuk itu kami mengundang siapun yang tertarik pada tradisi ini untuk hadir pada hari Minggu, 14 Juni 2014 dari Pukul 8 pagi sampai dengan pukul 11 malam bertempat di Pakarangan Ulin WSS (Wahana Satia Sunda). Terimakasih
Selasa, 05 Mei 2015
Longser Anak atawa Longser Bocah (Wahana Satia Sunda)
Longser Anak dari Pusat Konservasi Seni Budaya WAHANA SATIA SUNDA kali ini membawakan sebuah Lakon "CADAS PANGERAN" yang mana didalamnya adalah sebuah Reinkarnasi Tokoh Pangeran Kornel dan Herman William Deandels. Pangeran Kornel sebagai Bupati Sumedang kala itu dan H.W. Deandels sebagai perwakilan dari kolonial belanda hadir kembali dimasa kini dan merasa marah terhadap pemerintahan Sumedang masa kini. kritik pedas terhadap pemerintah pun banyak dilontarkan para aktor Longser Anak ini. kritikan terhadap perlindungan jalan Cadas Pangeran jelas-jelas diungkapkan sang penmgarang lakon melalui para aktor ciliknya ini. sungguh membuat bangga para penonton dan para orang tua aktor yang menyaksikannya. air mata bahagia, air mata kebanggaan atas anak-anaknya yang masih kecil berani beradu akting diatas pentas dan disaksikan ratusan penonton.
pertunjukan ini tak lain adalah buah karya dari seorang seniman muda, kang Wawan Aldo Supriatna lah yang membuat cerita sekaligus menyutradarai. kami dari segenap keluarga besar Wahana Satia Sunda pun baru kali ini melihat akting anak-anak asuhannya demikian total dan berbuah tepuk tangan dan acungan jempol ratusan penonton. kami berharap lakon ini tak sampai disini tapi bisa kami pentaskan kembali di kota-kota lain sebagai bentuk konservasi sejarah.
Terima kasih dan sampai Jumpa di Produksi Selanjutnya.
Sabtu, 28 Februari 2015
Menuju WLR 2015
Workshop Longser Remaja yang akan digelar pada hari Minggu 15 Maret 2015 akan menghadirkan para peserta pelajar SMP, SMU/SMK Sederajat, dan Mahasiswa. Selain itu juga WSS akan menghadirkan pertunjukan Longser Kolaborasi kelompok Longser dari Bandung seperti kelompok Longser Bandoengmooi, Toneel Bandung, dan Longser WSS sendiri dengan para pemain komedian bandung seperti Mr.Jun, Mang Kodrat, Wawan Aldo, Ceu Popon dan lain-lain.
Rabu, 18 Februari 2015
Reaitas Seni Pertunjukan Rakyat
Seni pertunjukan rakyat di tatar sunda sama halnya dengan di daerah lainnya, selain sebagai media hiburan dan ceremonial pada dasarnya saat ini di jaman modern seni pertunjukan rakyat dipergunakan sebagai media penyampaian pesan dan informasi publik. Seperti halnya yang dilakukan secara reguler oleh dinas komunikasi dan informatika (DISKOMINFO) Jawa Barat, BPA3PKKB Jawa Barat dalam setiap sosialisasi kepada masyarakat selalu menggunakan seni pertunjukan rakyat. Wayang golek, Longser, Bobodoran/Lawakan sunda pun dipergunajan sebagai media penyampaian informasi kepada masyarakat, selain lebih efektif cara ini juga bisa lebih dipahami dan kedekatan tengah dirasakan oleh publik serta tidak akan nampak kesan menggurui kepada masyarakat karena informasi pesan dikemas dengan media hiburan.
Rabu, 11 Februari 2015
Komunitas kreatif
Sebagai pusat konservasi seni budaya, WSS (Wahana Satia Sunda) memberikan ruang untuk para kreator seni dalam setiap eksplorasi dan eksperimen sebagai kebaruan bentuk seni yang dikemas bagi publik penikmat seni.
Creatif Education yang dibentuk oleh setiap komunitas kreatif memberikan rangsangan baru bagi para seniman (kreator) untuk lebih mengembangkan kembali ide dan gagasan yang semakin liar dan tak terbatas. Ruang imaji yang semakin meluas menghadirkan nilai kekaryaan yg eksperimental. Pembaharuan seni lewat ide gila menembus dinding realitas semakin banyak diungkapkan via seni pertunjukan dan pameran, ini suatu bukti bahwa perkembangan seni di dunia telah membawa kecerdasan publik.
Creatif Education yang dibentuk oleh setiap komunitas kreatif memberikan rangsangan baru bagi para seniman (kreator) untuk lebih mengembangkan kembali ide dan gagasan yang semakin liar dan tak terbatas. Ruang imaji yang semakin meluas menghadirkan nilai kekaryaan yg eksperimental. Pembaharuan seni lewat ide gila menembus dinding realitas semakin banyak diungkapkan via seni pertunjukan dan pameran, ini suatu bukti bahwa perkembangan seni di dunia telah membawa kecerdasan publik.
Jumat, 06 Februari 2015
Menuju Workshop Longser Remaja (WLR) 2015
Pada tanggal 15 Maret 2015 nanti, Pusat Konservasi Seni Budaya WAHANA SATIA SUNDA (WSS) akan menggelar WLR 2015 dengan para peserta pelajar SMP, SMA/SMK Sederajat dan Mahasiswa yang khususnya berada di wilayah Kabupaten Sumedang. Rencananya WSS akan menghadirkan beberapa pemateri atau narasumber yang ahli di bidang seni Longser yang sampai saat ini masih aktif bermain longser seperti Hermana HMT dari kelompok Longser Bandoengmooi, Giri Mustika dari kelompok Toneel Bandung, dan Yusef Muldiyana dari Laskar Panggung Bandung. Rencananya ketiga narasumber ini akan WSS kemas sebagai pemateri langsung yang akan memberikan berbagai cara dan pemahaman tentang bagaimana membuat ide cerita untuk longser, praktek pengcastingan peran, praktek berlatih hingga pementasannya dengan waktu yang singkat. Disini para peserta akan dibekali ilmu improvisasi sehingga dengan waktu yang singkat mereka dituntut untuk menggali kecerdasan emosi dan pikiran yang merujuk pada pengetahuan antar peserta menuju tematik yang mereka bangun sendiri. Kiranya akan terlihat seru dan sistem sharing education antara narasumber dan peserta akan menjadi rangkaian silaturahmi yang erat.
Olah tubuh di WSS
Olah tubuh sebelum proses latian tari dilakukan Anak-anak Wahana Satia Sunda setiap rabu dan sabtu pukul 14.00 WIB s/d 17.00 WIB. Bagi anda yang ingin bergabung bisa langsung datang aja ke pakarangan ulin WSS.
Senin, 02 Februari 2015
Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda
Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda (WSS) hadir untuk edukasi masyarakat. Pendidikan karakter anak, pengetahuan dan wawasan masyarakat yang perlu dikembangkan dengan metode sharing akan lebih terasa dan lebih diterima oleh masyarakat ketimbang dengan metode seperti di sekolah formal yang terkesan menggurui dan terkesan bersifat intimidasi.
Pakarangan ulin WSS memberikan wahana mainan dan permainan tradisional, seni pertunjukan tradisional, dan sebagainya yang bernilai dan bernuansa tradisional.
Siapa saja yang ingin bergabung atau hanya sekedar berkunjung silahkan bisa langsung datang ke Pakarangan Ulin WSS di Dusun Cikubang RT 01/05 Desa Citali Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang.
Pakarangan ulin WSS memberikan wahana mainan dan permainan tradisional, seni pertunjukan tradisional, dan sebagainya yang bernilai dan bernuansa tradisional.
Siapa saja yang ingin bergabung atau hanya sekedar berkunjung silahkan bisa langsung datang ke Pakarangan Ulin WSS di Dusun Cikubang RT 01/05 Desa Citali Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang.
Revitalisasi Budaya Pesawahan Di Dusun Cikubang
Kekuatan akan nilai budaya tradisional bisa kita rasakan disaat melihat artistik suatu hempasan pesawahan, disitu tak luput dari imajinasi kita yang menciptakan proses menanam menggarap sawah dengan karapan sapi (magawe) lalu menanam padi (tandur), budaya tradisional seakan nampak dan terasa ditambah dengan alunan suara (beluk) si petani yang sedang menggarap sawah.
di tahun 1990 saat penulis berusia 7 tahun masih menempel imaji tersebut ketika setiap mendengar beluk (alunan nyanyian si petani saat menggarap sawah dengan sapi) saya selalu serentak melihat dan menghampiri untuk ikut naik karapan sapi. sampai tahun 1998 pemandangan dan pengalaman tersebut masih bisa saya nikmati, tapi Kini tak lagi bisa disaksikan karena sawahnya pun telah berganti ladang diakibatkan rusaknya irigasi ke pesawahan kami.
ingin rasanya mengembalikan suasana dan budaya pesawahan ditempat kami, dengan langkah pertama memperbaiki saluran irigasi terlebih dahulu, memberikan sosialisasi kepada kelompok tani tentang berbagai manfaat dan hasil dari budaya sawah, serta mencari stimulan dari pemerintah atau dinas terkait untuk membantu program revitalisasi budaya pesawahan. Hal ini akan menjadi satu reinkarnasi budaya di dusun kami yang akan berkembang pada tatanan kesenian didalamnya, di dusun kami dulu setiap panen padi sebagai tanda syukur kepada sang pencipta selalu diadakan ceremonial lewat media seni Tarawangsa, rengkong, beluk, dsb. Mungkin nenek moyang terdahulu (sebelum masuk ajaran Islam) acara tersebut adalah sebagai bukti terimakasih kepada Dewi Sri (Dewi Padi), setelah Masuk Islam budaya tersebut berangsur diluruskan sebagai bukti tafakur terhadap hasil alam yang dianugrahkan oleh Alloh SWT. Seni budaya dan agama pun jika disinkronkan dengan pandangan positif tidak akan mengundang perpecahan. Adanya kontribusi antara tokoh agama dan tokoh seni maka akan melahirkan satu budaya yang harmonis, toh berkembangnya Islam sendiri di daerah kita kebanyakan melalui seni pertunjukan wayang golek. Di daerah kami sebaliknya, kehadiran Islam malah mematikan seni budaya, diakibatkan pro kontra seni dan agama, disini melibatkan Ego dan fanatik yang tidak diimbangi ilmu pengetahuan dan wawasan. Tokoh agama tidak mau mencerna ilmu seni, sebaliknya tokoh seni tidak mendalami ilmu agama maka akibatnya bisa menimbulkan hal yg fatal bagi perkembangan keduanya.
Kini banyak lahir seniman akademik dan tokoh agama yang akademik pula, hendaknya bisa menyikapi arti dari perkembangan seni budaya untuk pembentukan karakter masyarakat. Bagaimana kita mengembalikan berbagai nilai tradisional dengan pandangan yang lebih dewasa. Terlebih budaya pesawahan yang mesti kita kembalikan atas dasar manfaat publik.
mengembalikan budaya pesawahan di dusun kami belum terlambat, saluran irigasi masih ada hanya tinggal bagaimana cara memperbaikinya, lahan untuk pesawahan yang kini jadi ladang bisa kita kembalikan fungsinya menjadi sawah kembali. Tapi dalam penggarapannya kita kemas seperti dahulu dengan memakai bantuan hewan (sapi, kerbau) bukan mesin traktor. Kenapa? Bukan masalah "ketradisionalan" secara visual saja, akan tetapi secara "rasa" dan "manfaat" nya pun tentu berbeda.
Mari kibarkan kembali orang-orangan sawah (bebegig) di tanah kita, mari kita sebarkan benih-benih padi di tanah kita, mari kita lantunkan kembali nyanyian anak-anak kampung, mari kita petik kembali dawai kecapi, mari kita tiup kembali suling bambu dan terompet-terompetan dari jerami, niscaya kita akan merasakan kedamaian yang sesungguhnya. Sebuah REINKARNASI BUDAYA.
di tahun 1990 saat penulis berusia 7 tahun masih menempel imaji tersebut ketika setiap mendengar beluk (alunan nyanyian si petani saat menggarap sawah dengan sapi) saya selalu serentak melihat dan menghampiri untuk ikut naik karapan sapi. sampai tahun 1998 pemandangan dan pengalaman tersebut masih bisa saya nikmati, tapi Kini tak lagi bisa disaksikan karena sawahnya pun telah berganti ladang diakibatkan rusaknya irigasi ke pesawahan kami.
ingin rasanya mengembalikan suasana dan budaya pesawahan ditempat kami, dengan langkah pertama memperbaiki saluran irigasi terlebih dahulu, memberikan sosialisasi kepada kelompok tani tentang berbagai manfaat dan hasil dari budaya sawah, serta mencari stimulan dari pemerintah atau dinas terkait untuk membantu program revitalisasi budaya pesawahan. Hal ini akan menjadi satu reinkarnasi budaya di dusun kami yang akan berkembang pada tatanan kesenian didalamnya, di dusun kami dulu setiap panen padi sebagai tanda syukur kepada sang pencipta selalu diadakan ceremonial lewat media seni Tarawangsa, rengkong, beluk, dsb. Mungkin nenek moyang terdahulu (sebelum masuk ajaran Islam) acara tersebut adalah sebagai bukti terimakasih kepada Dewi Sri (Dewi Padi), setelah Masuk Islam budaya tersebut berangsur diluruskan sebagai bukti tafakur terhadap hasil alam yang dianugrahkan oleh Alloh SWT. Seni budaya dan agama pun jika disinkronkan dengan pandangan positif tidak akan mengundang perpecahan. Adanya kontribusi antara tokoh agama dan tokoh seni maka akan melahirkan satu budaya yang harmonis, toh berkembangnya Islam sendiri di daerah kita kebanyakan melalui seni pertunjukan wayang golek. Di daerah kami sebaliknya, kehadiran Islam malah mematikan seni budaya, diakibatkan pro kontra seni dan agama, disini melibatkan Ego dan fanatik yang tidak diimbangi ilmu pengetahuan dan wawasan. Tokoh agama tidak mau mencerna ilmu seni, sebaliknya tokoh seni tidak mendalami ilmu agama maka akibatnya bisa menimbulkan hal yg fatal bagi perkembangan keduanya.
Kini banyak lahir seniman akademik dan tokoh agama yang akademik pula, hendaknya bisa menyikapi arti dari perkembangan seni budaya untuk pembentukan karakter masyarakat. Bagaimana kita mengembalikan berbagai nilai tradisional dengan pandangan yang lebih dewasa. Terlebih budaya pesawahan yang mesti kita kembalikan atas dasar manfaat publik.
mengembalikan budaya pesawahan di dusun kami belum terlambat, saluran irigasi masih ada hanya tinggal bagaimana cara memperbaikinya, lahan untuk pesawahan yang kini jadi ladang bisa kita kembalikan fungsinya menjadi sawah kembali. Tapi dalam penggarapannya kita kemas seperti dahulu dengan memakai bantuan hewan (sapi, kerbau) bukan mesin traktor. Kenapa? Bukan masalah "ketradisionalan" secara visual saja, akan tetapi secara "rasa" dan "manfaat" nya pun tentu berbeda.
Mari kibarkan kembali orang-orangan sawah (bebegig) di tanah kita, mari kita sebarkan benih-benih padi di tanah kita, mari kita lantunkan kembali nyanyian anak-anak kampung, mari kita petik kembali dawai kecapi, mari kita tiup kembali suling bambu dan terompet-terompetan dari jerami, niscaya kita akan merasakan kedamaian yang sesungguhnya. Sebuah REINKARNASI BUDAYA.
Workshop Longser Remaja Akan Digelar
Workshop longser remaja (WLR) 2015 akan digelar pada tanggal 15 Maret 2015 dari pukul 09.00 Wib s/d Selesai bertempat di Pakarangan Ulin WSS dengan para peserta Workshop Siswa/i SMP, SMA/SMK Sederajat, dan Mahasiswa se-kabupaten Sumedang. Untuk yang akan mendaftar jadi peserta silahkan daftar segera ke nomor kontak (081312159442 - 08886003969). PESERTA TERBATAS. PENDAFTARAN PESERTA DITUTUP SAMPAI TANGGAL 10 MARET 2015. Terima kasih
Rabu, 28 Januari 2015
Proses shoting program komedi BALAGA (BAnyolan Longser Anak GAul)
shoting program komedi BALAGA (BAnyolan Longser Anak GAul) yang diproduksi oleh stasiun televisi lokal PAR TV Tivina Urang Parahyangan bekerjasama dengan Pusat Konservasi Seni Budaya WAHANA SATIA SUNDA (WSS) Sumedang. Proaes shoting perdana ini dilakukan di Pakarangan Ulin WSS di Dusun Cikubang RT 01/05 Ds.Citali Kec.Pamulihan Sumedang. Program BALAGA ini mengadopsi spirit teater rakyat "Longser" yang dikemas kekinian sehingga melahirkan bentuk dan karakter baru dalam garapannya. Cerita dan penggarapan (penyutradaraan) yang digarap oleh Wawan Aldo Supriatna ini sangat sederhana, cerita yang tak jauh dari kehidupan masyarakat pedesaan yang sudah modern, atau pun cerita-cerita dongeng dan babad yang dikemas sesederhana mungkin tanpa menghilangkan esensi dari cerita sesungguhnya. Alasannya program ini dibuat, pihak PAR TV dan WSS ingin merangsang generasi muda terjun pada pelestarian seni budaya, salah satu cara pendekatannya adalah mengemas seni tradisi pada kemasan semi modern agar tidak terlalu jauh dengan zaman sekarang. Semoga program baru ini nantinya bisa menghibur sekaligus memberikan pesan positif untuk para penontonnya. Intinya semoga program ini bisa diterima oleh publik.
Selasa, 20 Januari 2015
Senin, 19 Januari 2015
Ruang bagi perkembangan seni pertunjukan rakyat tradisional
Seni pertunjukan rakyat tradisional kini banyak digunakan sebagai media bagi dinas pemerintahan, perusahaan, dan organisasi/ kelompok dalam menyampaikan pesan dan informasi tertentu. Keberadaan seni pertunjukan rakyat tradisional bersama senimannya sangatlah diakui keberadaannya ditambah dengan banyaknya perguruan tinggi seni yang menciptakan para seniman akademik, sehingga seni budaya tradisional kini kembali banyak muncul ke permukaan dengan hasil adopsi para seniman yang memiliki pola pikir cerdas. Banyak karya seni inivatif terlahir buah adopsi seni tradisional yang dibumbui dengan hal modern baik bentuk maupun unsur penyajiannya (art colaboration), namun tetap lebih memunculkan unsur tradisionalnya, sehingga seni pertunjukan rakyat tradisional kini mengalami perkembangan secara positif tanpa meninggalkan nilai-nilai keasliannya. Itu yang disebut "miindung ka waktu, mibapa ka jaman", disini mempunyai artian bahwa seni pertunjukan rakyat tradisional akan terus hidup sesuai kebutuhannya seiring berjalannya waktu dan jaman, justru akan semakin kuat mengakar dari generasi ke generasi sebagai pola pelestarian seni budaya tradisional.
banyak muncul perdebatan antara seniman otodidak dan seniman akademik diranah nilai keaslian suatu pola struktur garapan suatu seni pertunjukan (pakem/aturan), tapi pada akhirnya banyak yang menyadari bahwa seni pertunjukan tradisional harus berkembang seiring perkembangan jaman, kalau tidak ya cukup sampai satu jaman saja seni itu bisa bertahan hidup, karena jaman terus berkembang maka seni pertunjukan rakyat tradisional pun harus mencari ruang untuk mengikuti perkembangan tersebut. Seni harus sesuai porsi dan kebutuhannya, jika tidak bisa mengalami 'koma' bahkan terkubur oleh si senimannya sendiri. Seni bukan untuk diisolasi oleh senimannya sendiri tapi seniman harus mampu memberikan ruang gerak bagi perkembangan dan laju pertumbuhan bagi seni itu sendiri. Satu contoh; seni pewayangan kini mengalami banyak perkembangan pada ruang penyajiannya, banyak lahir wayang golek minimalis, biasanya wayang diiringi oleh gamelan yang notabene membutuhkan para pendukung musik dan peralatan hingga 20 orang, kini dengan meminimalisir penyajian bisa hanya dengan 5 orang pun pertunjukan bisa terlaksana tanpa menghilangkan esensi dari pertunjukan wayang golek.
banyak muncul perdebatan antara seniman otodidak dan seniman akademik diranah nilai keaslian suatu pola struktur garapan suatu seni pertunjukan (pakem/aturan), tapi pada akhirnya banyak yang menyadari bahwa seni pertunjukan tradisional harus berkembang seiring perkembangan jaman, kalau tidak ya cukup sampai satu jaman saja seni itu bisa bertahan hidup, karena jaman terus berkembang maka seni pertunjukan rakyat tradisional pun harus mencari ruang untuk mengikuti perkembangan tersebut. Seni harus sesuai porsi dan kebutuhannya, jika tidak bisa mengalami 'koma' bahkan terkubur oleh si senimannya sendiri. Seni bukan untuk diisolasi oleh senimannya sendiri tapi seniman harus mampu memberikan ruang gerak bagi perkembangan dan laju pertumbuhan bagi seni itu sendiri. Satu contoh; seni pewayangan kini mengalami banyak perkembangan pada ruang penyajiannya, banyak lahir wayang golek minimalis, biasanya wayang diiringi oleh gamelan yang notabene membutuhkan para pendukung musik dan peralatan hingga 20 orang, kini dengan meminimalisir penyajian bisa hanya dengan 5 orang pun pertunjukan bisa terlaksana tanpa menghilangkan esensi dari pertunjukan wayang golek.
Embun, malam, dan pelarian
Ini malam. Menyerupai subuh terbungkus waktu. Kaca dan kayu jendela beruap kedinginan melawan angin dan basah. Langit..berarak hitam tanpa bintang dan cahaya bulan, Kini sepi tertelan suara jangkrik dan kodok lumpur.
Mungkin sebentar lagi subuh
kini terlihat hempasan kebun jagung melambai menyambut adzan.
para binatang malam mengendus lewat tanah basah, bukan karena hujan, hanya diludahi embun sisa kemarin.
Mungkin pulih. Kembali pagi seperti kemarin
Mungkin sehat. Kembali kerja seperti petani
Mungkin mati. Kembali tidur disisi tuhan.
Keramat
do'a dan harapan
Esok kembali menulis seperti sekarang.
Mungkin sebentar lagi subuh
kini terlihat hempasan kebun jagung melambai menyambut adzan.
para binatang malam mengendus lewat tanah basah, bukan karena hujan, hanya diludahi embun sisa kemarin.
Mungkin pulih. Kembali pagi seperti kemarin
Mungkin sehat. Kembali kerja seperti petani
Mungkin mati. Kembali tidur disisi tuhan.
Keramat
do'a dan harapan
Esok kembali menulis seperti sekarang.
Minggu, 18 Januari 2015
Wahana Galeri WSS sebagai toko oleh-oleh karya masyarakat
Salah satu merchandise Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda. Berbagai macam dan jenis wayang golek sesuai kebutuhan.
Sabtu, 17 Januari 2015
Deskripsi Workshop Longser Remaja (WLR) 2015
Workshop Longser Remaja (WLR)2015 yang akan digelar 15 maret 2015 adalah sebuah konservasi sekaligus inovasi terhadap seni pertunjukan rakyat sunda (teater tradisional). Banyak event mengenai seni pertunjukan longser digelar, intensitas festival longser remaja (lawung longser nonoman), festival longser batik setiap 2 tahun sekali yang digawangi kelompok toneel bandung telah banyak menghasilkan generasi-generasi pertumbuhan inovasi seni longser di tatar sunda. Kini Workshop Longser Remaja (WLR) 2015 bermaksud mengajak para remaja pelajar SMP, SMA/SMK Sederajat dan Mahasiswa untuk bersama-sama dalam sebuah pembelajaran proses produksi seni longser dari awal mempersiapkan ide cerita hingga penyajian pentasnya. Disini para peserta akan dibagi perkelompok dan diajak pada beberapa wahana workshop, antara lain ; belajar menyiapkan ide cerita, membuat naskah, pembagian peran (casting) yang tepat sesuai skill individu, berlatih singkat sampai pada pementasan antar kelompok, serta
Panitia WLR 2015 sekaligus akan menilai kelompok terbaik. Selain itu juga sebagai bahan perbandingan seni juga sebagai bahan apresiasi sekaligus hiburan bagi peserta, panitia juga akan menyuguhkan pertunjukan longser dari kelompok longser toneel bandung dan kelompok longser Bandoengmooi. Demikian kiranya deskripsi event WLR 2015 nanti, semoga dapat bermanfaat bagi publik, khususnya lagi bagi peserta yang ikut nanti. Terimakasih. Selamat mendaftarkan diri dan Salam seni budaya!
Panitia WLR 2015 sekaligus akan menilai kelompok terbaik. Selain itu juga sebagai bahan perbandingan seni juga sebagai bahan apresiasi sekaligus hiburan bagi peserta, panitia juga akan menyuguhkan pertunjukan longser dari kelompok longser toneel bandung dan kelompok longser Bandoengmooi. Demikian kiranya deskripsi event WLR 2015 nanti, semoga dapat bermanfaat bagi publik, khususnya lagi bagi peserta yang ikut nanti. Terimakasih. Selamat mendaftarkan diri dan Salam seni budaya!
Jumat, 16 Januari 2015
Workshop Longser Remaja (WLR)2015
Workshop Longser Remaja (WLR) 2015
Untuk Siswa/i SMP, SMA/SMK Sederajat, dan Mahasiswa yang berada di wilayah kabupaten sumedang silahkan daftarkan diri kalian ke 081312159442 - 08886003969.
workshop Longser Remaja (WLR) 2015 akan dilaksanakan hari Minggu 15 Maret 2015 dari pukul 09.00 WIB s/d Selesai, bertempat di Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda (WSS) Sumedang, alamat lengkapnya di dusun Cikubang desa Citali kecamatan Pamulihan kabupaten Sumedang.
Fasilitas:
1. MATERI WORKSHOP LONGSER
2. SNACK
3.NASI BOX
4.SERTIFIKAT WORKSHOP
5.KULINER TRADISIONAL
6.HIBURAN
Untuk Informasi lebih lanjut hubungi panitia WLR 2015
*no kontak tertera diatas
Untuk Siswa/i SMP, SMA/SMK Sederajat, dan Mahasiswa yang berada di wilayah kabupaten sumedang silahkan daftarkan diri kalian ke 081312159442 - 08886003969.
workshop Longser Remaja (WLR) 2015 akan dilaksanakan hari Minggu 15 Maret 2015 dari pukul 09.00 WIB s/d Selesai, bertempat di Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda (WSS) Sumedang, alamat lengkapnya di dusun Cikubang desa Citali kecamatan Pamulihan kabupaten Sumedang.
Fasilitas:
1. MATERI WORKSHOP LONGSER
2. SNACK
3.NASI BOX
4.SERTIFIKAT WORKSHOP
5.KULINER TRADISIONAL
6.HIBURAN
Untuk Informasi lebih lanjut hubungi panitia WLR 2015
*no kontak tertera diatas
Senin, 12 Januari 2015
Ketika keinginan melebihi kenyataan, apakah ini sebuah cita-cita, harapan, angan-angan, atau kah sebuah absurditas?padahal tuhan pernah berfirman "kun fayakun". Mari berbincang sejenak. Tuhan menyuruh makhluknya untuk berdoa meminta kepadanya serta berusaha, dalam segala hal dan kegiatan. Keinginan adalah dasar dari niat.
Minggu, 11 Januari 2015
Kami Memang Anak Kampung
Suasana malam yang tak pernah hening di kampung kami. Bukan berarti berisik oleh kegiatan negatif atau pun ekstrimisme, melainkan diisi oleh kegiatan yang berhubungan dengan seni budaya. Malam minggu kami tidak didalam diskotik, Pub, Karaoke atau pun nongkrong di jalan, tapi malam minggu kami berada dibawah sinar rembulan yang mengepung teriakan kami yang berlatih tari, teater, pencak silat, dan muaik gamelan. Kami memang anak kampung tapi tidak kampungan, mainset dan pola pikir terhadap perubahan peradaban yang memiliki akhlak budaya yang luhur kami suguhkan untuk orang- orang yang peduli terhadap kelangasungan generasi bangsa ini yang sesungguhnya, bukan menjadi plagiat budaya orang lain.
Berwisata budaya ke Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda
Sejumlah pengunjung Pakarangan Ulin WSS sedang diajarkan cara membuat mainan tradisional rakyat yang terbuat dari daun kelapa menjadi sebuah mainan yang unik.
Sabtu, 10 Januari 2015
Kegiatan Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda (WSS)Sumedang
Malam minggu bagi anak-anak pakarangan ulin WSS adalah waktu yang ditunggu-tunggu karena anak-anak bisa bermain sambil menikmati alunan musik degung yang merupakan salah satu kegiatan kami juga. Selain itu juga bisa menikmati keindahan alam dimalam hari, hempasan kebun jagung yang diterpa sinar rembulan.
Kamis, 08 Januari 2015
Berlatih Musik Ethnic Colaboration @WSS_Sumedang
Latihan di Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda.
Menyatukan alat musik barat dan tradisional, namun dengan alat minimalis ternyata kami mampu menjadi musik pengiring upacara adat perkawinan, homeband dan program talkshow di televisi.
Menyatukan alat musik barat dan tradisional, namun dengan alat minimalis ternyata kami mampu menjadi musik pengiring upacara adat perkawinan, homeband dan program talkshow di televisi.
Rabu, 07 Januari 2015
Senin, 05 Januari 2015
Anak, Mainan dan Permainan Tradisional, Karakter, dan Akhlak Budaya
Anak, Mainan dan Permainan Tradisional, Karakter, dan Akhlak Budaya.
Wawan Aldo Supriatna
Pendiri Pusat Konservasi Seni Budaya WAHANA SATIA SUNDA.
Mainan dan permainan tradisional memiliki berbagai pengaruh besar terhadap perkembangan kehidupan maayarakat sosial pada umumnya. Melihat pada sejarahnya mainan dan permainan tradiaional merupakan mainan dan permainan rakyat yang dilakukan dalam bermain mengisi waktu luang sebelum mengisi waktu belajar, membantu pekerjaan orang tua, bercengkrama dengan keluarga, dan menunggu saatnya tidur. Namun seiring banyaknya pemikir, seniman, budayawan, dan orang-orang yang peduli terhadap budaya tradisional melakukan pengkajian secara lebih mendalam mengenai identifikasi mainan dan permainan tradisional akhirnya banyak fakta yang muncul ke permukaan publik bahwa mainan dan permainan tradisional mengandung nilai-nilai edukatif.Kecerdasan berpikir, kesegaran jasmani, kelincahan, kreatifitas, loyalitas, toleransi, kerjasama, kemandirian, berkepemimpinan, dan tanggung jawab menyatu dalam sebuah balutan hiburan dan permainan rakyat yang peka terhadap lingkungannya.
Wacana diatas memberikan peluang besar bagi anak-anak untuk tumbuh dengan karakter yang kuat serta memiliki akhlak budaya yang tinggi. Dengan demikian anak-anak akan memiliki toleransi dalam bersosial, peka terhadap lingkungan aekitar, serta menjungjung tinggi nilai-nilai budaya yang dimilikinya. Banyak ruang positif dalam mainan dan permainan tradisional, terutama dalam hal membentuk suatu karakter anak sekaligus menumbuhkan akhlak yang berbudaya. Ini akan menjadi tugas bagi semua orang tua untuk mengembalikan kembali hak anak yang sesungguhnya, yakni dunia bermain. Bermain bukan sekedar bermain mencari hiburan yang pada akhirnya menjadi "main-main", melainkan bermain menemukan nilai-nilai edukatif yang bersifat memupuk karakter dan akhlak budaya.
Wawan Aldo Supriatna
Pendiri Pusat Konservasi Seni Budaya WAHANA SATIA SUNDA.
Mainan dan permainan tradisional memiliki berbagai pengaruh besar terhadap perkembangan kehidupan maayarakat sosial pada umumnya. Melihat pada sejarahnya mainan dan permainan tradiaional merupakan mainan dan permainan rakyat yang dilakukan dalam bermain mengisi waktu luang sebelum mengisi waktu belajar, membantu pekerjaan orang tua, bercengkrama dengan keluarga, dan menunggu saatnya tidur. Namun seiring banyaknya pemikir, seniman, budayawan, dan orang-orang yang peduli terhadap budaya tradisional melakukan pengkajian secara lebih mendalam mengenai identifikasi mainan dan permainan tradisional akhirnya banyak fakta yang muncul ke permukaan publik bahwa mainan dan permainan tradisional mengandung nilai-nilai edukatif.Kecerdasan berpikir, kesegaran jasmani, kelincahan, kreatifitas, loyalitas, toleransi, kerjasama, kemandirian, berkepemimpinan, dan tanggung jawab menyatu dalam sebuah balutan hiburan dan permainan rakyat yang peka terhadap lingkungannya.
Wacana diatas memberikan peluang besar bagi anak-anak untuk tumbuh dengan karakter yang kuat serta memiliki akhlak budaya yang tinggi. Dengan demikian anak-anak akan memiliki toleransi dalam bersosial, peka terhadap lingkungan aekitar, serta menjungjung tinggi nilai-nilai budaya yang dimilikinya. Banyak ruang positif dalam mainan dan permainan tradisional, terutama dalam hal membentuk suatu karakter anak sekaligus menumbuhkan akhlak yang berbudaya. Ini akan menjadi tugas bagi semua orang tua untuk mengembalikan kembali hak anak yang sesungguhnya, yakni dunia bermain. Bermain bukan sekedar bermain mencari hiburan yang pada akhirnya menjadi "main-main", melainkan bermain menemukan nilai-nilai edukatif yang bersifat memupuk karakter dan akhlak budaya.
Sabtu, 03 Januari 2015
Wahana Satia Sunda
wahana satia sunda berkunjung ke Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang
ini salah satu foto WSS di depan kereta kencana naga paksi
"Kereta Kencana Naga Paksi"
ini salah satu foto WSS di depan kereta kencana naga paksi
"Kereta Kencana Naga Paksi"
Jumat, 02 Januari 2015
Wahana Satia Sunda
Alika Futhri, anggota Wahana Satia Sunda paling bontot yang sudah mempunyai banyak ketertarikan pada konservasi seni budaya tradisional.
Wahana Satia Sunda mengunjungi Musieum Prabu Geusan Ulun
Kami dengan rombongan anak-anak Wahana Satia Sunda mencoba ingin lebihi banyak mengetahui sejarah kerajaan Sumedang Larang. Anak-anak sebagai generasi penerus dan penyambung lidah akan sejarah daerahnya sendiri.Museum Prabu Geusan Ulun berada di tengah-tengah pusat kota Sumedang, lebih jelasnya lagi berada di komplek Gedung Negara depan alun-alun Kota Sumedang.
Pakarangan Ulin WSS
Pakarangan Ulin WSS (Wahana Satia Sunda) menyajikan berbagai wahana mainan dan permainan tradisional, salah satunya wahana membuat mainan. Beragam mainan yang dibuat dari media alam, salah satu contohnya dari media daun kelapa adalah kekerisan, pepecutan, empet-empetan (terompet),
Kamis, 01 Januari 2015
Perepet Jengkol
Jenis permainan tradisional "Perepet Jengkol" sebuah permainan yang menggunakan media tubuh (tanpa alat bantuan/properti), kaki menjadi alat utama dalam permainan ini.
permainan bisa oleh beberapa kelompok, satu kelompok bisa terdiri dari 3-4 pemain yang saling membelakangi dengan
kemudian saling mengaitkan kaki kanannya pada kaki temannya hingga seperti menyimpul. Setelah itu mereka berloncat-loncat berputar sambil bernyanyi (menyanyikan kawih) yang liriknya sebagai berikut: "perepet jengkol jajahean, kadempet jempol jejeretean", terus diulang-ulang sampai ada kelompok yang bertahan tidak jatuh maka dialah pemenangnya. Pemenang adalah yang mampu mempertahankan keseimbangan buah dari kerjasama dan kesepakatan yang dibangun kelompok tersebut.
permainan "perepet jengkol" ini mengandung manfaat besar bagi personal si pemainnya, dimana masing-masing personal harus saling menitipkan beban sebagian tubuhnya pada orang lain (anggota kelompoknya), sebaliknya yang membawa beban sebagian tubuh orang lain harus bisa bertanggung jawab membawa keselamatan tubuh orang lain. Maka disini tercermin sikap toleransi dan tanggung jawab, masing-masing personal memiliki porsi tugas dan tanggung jawab yang sama. Keharmonisan, kedekatan emosi, kerjasama, kekompakan dan kesepakatan untuk sebuah tanggung jawab tertanam jelas dalam permainan " Perepet Jengkol" ini.
Semoga ada manfaat yang bisa kita ambil dari tulisan ini. Mohon maaf atas segala bentuk kekurangannya . Terima kasih.
Wawan Aldo Supriatna