Jumat, 16 Januari 2015

Workshop Longser Remaja (WLR)2015

Workshop Longser Remaja (WLR) 2015
 Untuk Siswa/i SMP, SMA/SMK Sederajat, dan Mahasiswa yang berada di wilayah kabupaten sumedang silahkan daftarkan diri kalian ke 081312159442 - 08886003969.
 workshop Longser Remaja (WLR) 2015 akan dilaksanakan hari Minggu 15 Maret 2015 dari pukul 09.00 WIB s/d Selesai, bertempat di Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda (WSS) Sumedang, alamat lengkapnya di dusun Cikubang desa Citali kecamatan Pamulihan kabupaten Sumedang.

Fasilitas:

1. MATERI WORKSHOP LONGSER
 2. SNACK
 3.NASI BOX
 4.SERTIFIKAT WORKSHOP
 5.KULINER TRADISIONAL
 6.HIBURAN
 Untuk Informasi lebih lanjut hubungi panitia WLR 2015

 *no kontak tertera diatas



















Senin, 12 Januari 2015

Momonyetan

KAulinan momonyetan nyaeta kaulinan anu ngagunakeun media kaen sarung

Bedil Jepret


Ngadu kaleci kaulinan basajan dilembur kuring


Ketika keinginan melebihi kenyataan, apakah ini sebuah cita-cita, harapan, angan-angan, atau kah sebuah absurditas?padahal tuhan pernah berfirman "kun fayakun". Mari berbincang sejenak. Tuhan menyuruh makhluknya untuk berdoa meminta kepadanya serta berusaha, dalam segala hal dan kegiatan. Keinginan adalah  dasar dari niat.







Minggu, 11 Januari 2015

Pengunjung Pakarangan Ulin WSS (WahanaSatiaSunda)



Pengunjung Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda (WSS)

Bermain bedil jepret

Kami Memang Anak Kampung

Suasana malam yang tak pernah hening di kampung kami. Bukan berarti berisik oleh kegiatan negatif atau pun ekstrimisme, melainkan diisi oleh kegiatan yang berhubungan dengan seni budaya. Malam minggu kami tidak didalam diskotik, Pub, Karaoke atau pun nongkrong di jalan, tapi malam minggu kami berada dibawah sinar rembulan yang mengepung teriakan kami yang berlatih tari, teater, pencak silat, dan muaik gamelan. Kami memang anak kampung tapi tidak kampungan, mainset dan pola pikir terhadap perubahan peradaban yang memiliki akhlak budaya yang luhur kami suguhkan untuk orang- orang yang peduli terhadap kelangasungan generasi bangsa ini yang sesungguhnya, bukan menjadi plagiat budaya orang lain.

Berwisata budaya ke Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda

Sejumlah pengunjung Pakarangan Ulin WSS sedang diajarkan cara membuat mainan tradisional rakyat yang terbuat dari daun kelapa menjadi sebuah mainan yang unik.

Sabtu, 10 Januari 2015

Kegiatan Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda (WSS)Sumedang

 Malam minggu bagi anak-anak pakarangan ulin WSS adalah waktu yang ditunggu-tunggu karena anak-anak bisa bermain sambil menikmati alunan musik degung yang merupakan salah satu kegiatan kami juga. Selain itu juga bisa menikmati keindahan alam dimalam hari, hempasan kebun jagung yang diterpa sinar rembulan.

Pola lantai tari badaya

Berlatih tari badaya di Pakarangan Ulin WSS

Kamis, 08 Januari 2015

Berlatih Musik Ethnic Colaboration @WSS_Sumedang

Latihan di Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda.

Menyatukan alat musik barat dan tradisional, namun dengan alat minimalis ternyata kami mampu menjadi musik pengiring upacara adat perkawinan, homeband dan program talkshow di televisi.

Senin, 05 Januari 2015

Angklung Wahana Satia Sunda

Tempat kami bermain, berimajinasi, bereksplorasi, dan belajar menemukan tangga ke langit

Anak, Mainan dan Permainan Tradisional, Karakter, dan Akhlak Budaya

Anak, Mainan dan Permainan Tradisional, Karakter, dan Akhlak Budaya.

Wawan Aldo Supriatna
Pendiri Pusat Konservasi Seni Budaya WAHANA SATIA SUNDA.

Mainan dan permainan tradisional memiliki berbagai pengaruh besar terhadap perkembangan kehidupan maayarakat sosial pada umumnya. Melihat pada sejarahnya mainan dan permainan tradiaional merupakan mainan dan permainan rakyat yang dilakukan dalam bermain mengisi waktu luang sebelum mengisi waktu belajar, membantu pekerjaan orang tua, bercengkrama dengan keluarga, dan menunggu saatnya tidur. Namun seiring banyaknya pemikir, seniman, budayawan, dan orang-orang yang peduli terhadap budaya tradisional melakukan pengkajian secara lebih mendalam mengenai identifikasi mainan dan permainan tradisional akhirnya banyak fakta yang muncul ke permukaan publik bahwa mainan dan permainan tradisional mengandung nilai-nilai edukatif.Kecerdasan berpikir, kesegaran jasmani, kelincahan, kreatifitas, loyalitas, toleransi, kerjasama, kemandirian, berkepemimpinan, dan tanggung jawab menyatu dalam sebuah balutan hiburan dan permainan rakyat yang peka terhadap lingkungannya.
Wacana diatas memberikan peluang besar bagi anak-anak untuk tumbuh dengan karakter yang kuat serta memiliki akhlak budaya yang tinggi. Dengan demikian anak-anak akan memiliki toleransi dalam bersosial, peka terhadap lingkungan aekitar, serta menjungjung tinggi nilai-nilai budaya yang dimilikinya. Banyak ruang positif dalam mainan dan permainan tradisional, terutama dalam hal membentuk suatu karakter anak sekaligus menumbuhkan akhlak yang berbudaya. Ini akan menjadi tugas bagi semua orang tua untuk mengembalikan kembali hak anak yang sesungguhnya, yakni dunia bermain. Bermain bukan sekedar bermain mencari hiburan yang pada akhirnya menjadi "main-main", melainkan bermain menemukan nilai-nilai edukatif yang bersifat memupuk karakter dan akhlak budaya.

Sabtu, 03 Januari 2015

Wahana Satia Sunda

wahana satia sunda berkunjung ke Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang
 ini salah satu foto WSS di depan kereta kencana naga paksi

 "Kereta Kencana Naga Paksi"


Wahana Satia Sunda

Berkunjung ke Museum Prabu Geusan Ulun, menguak Sejarah Kerajaan Sumedang Larang.

Jumat, 02 Januari 2015

Wahana Satia Sunda

Alika Futhri, anggota Wahana Satia Sunda paling bontot yang sudah mempunyai banyak ketertarikan pada konservasi seni budaya tradisional.

Wahana Satia Sunda mengunjungi Musieum Prabu Geusan Ulun

Kami dengan rombongan anak-anak Wahana Satia Sunda mencoba ingin lebihi banyak mengetahui sejarah kerajaan Sumedang Larang. Anak-anak sebagai generasi penerus dan penyambung lidah akan sejarah daerahnya sendiri.Museum Prabu Geusan Ulun berada di tengah-tengah pusat kota Sumedang, lebih jelasnya lagi berada di komplek Gedung Negara depan alun-alun Kota Sumedang.

Wahana Satia Sunda: Pakarangan Ulin WSS

Wahana Satia Sunda: Pakarangan Ulin WSS

Pakarangan Ulin WSS


Pakarangan Ulin WSS (Wahana Satia Sunda) menyajikan berbagai wahana mainan dan permainan tradisional, salah satunya wahana membuat mainan. Beragam mainan yang dibuat dari media alam, salah satu contohnya dari media daun kelapa adalah kekerisan, pepecutan, empet-empetan (terompet), 

Kamis, 01 Januari 2015

Wahana Satia Sunda: Perepet Jengkol

Wahana Satia Sunda: Perepet Jengkol

Perepet Jengkol


Jenis permainan tradisional "Perepet Jengkol" sebuah permainan yang menggunakan media tubuh (tanpa alat bantuan/properti), kaki menjadi alat utama dalam permainan ini.
 permainan bisa oleh beberapa kelompok, satu kelompok bisa terdiri dari 3-4 pemain yang saling membelakangi dengan
kemudian saling mengaitkan kaki kanannya pada kaki temannya hingga seperti menyimpul. Setelah itu mereka berloncat-loncat berputar sambil bernyanyi (menyanyikan kawih) yang liriknya sebagai berikut: "perepet jengkol jajahean, kadempet jempol jejeretean", terus diulang-ulang sampai ada kelompok yang bertahan tidak jatuh maka dialah pemenangnya. Pemenang adalah yang mampu mempertahankan keseimbangan buah dari kerjasama dan kesepakatan yang dibangun kelompok tersebut.
 permainan "perepet jengkol" ini mengandung manfaat besar bagi personal si pemainnya, dimana masing-masing personal harus saling menitipkan beban sebagian tubuhnya pada orang lain (anggota kelompoknya), sebaliknya yang membawa beban sebagian tubuh orang lain harus bisa bertanggung jawab membawa keselamatan tubuh orang lain. Maka disini tercermin sikap toleransi dan tanggung jawab, masing-masing personal memiliki porsi tugas dan tanggung jawab yang sama. Keharmonisan, kedekatan emosi, kerjasama, kekompakan dan kesepakatan untuk sebuah tanggung jawab tertanam jelas dalam permainan " Perepet Jengkol" ini.

Semoga ada manfaat yang bisa kita ambil dari tulisan ini. Mohon maaf atas segala bentuk kekurangannya . Terima kasih.

Wawan Aldo Supriatna




workshop lagu-lagu permainan tradisional ( Lagu kaulinan ) di Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda