shoting program komedi BALAGA (BAnyolan Longser Anak GAul) yang diproduksi oleh stasiun televisi lokal PAR TV Tivina Urang Parahyangan bekerjasama dengan Pusat Konservasi Seni Budaya WAHANA SATIA SUNDA (WSS) Sumedang. Proaes shoting perdana ini dilakukan di Pakarangan Ulin WSS di Dusun Cikubang RT 01/05 Ds.Citali Kec.Pamulihan Sumedang. Program BALAGA ini mengadopsi spirit teater rakyat "Longser" yang dikemas kekinian sehingga melahirkan bentuk dan karakter baru dalam garapannya. Cerita dan penggarapan (penyutradaraan) yang digarap oleh Wawan Aldo Supriatna ini sangat sederhana, cerita yang tak jauh dari kehidupan masyarakat pedesaan yang sudah modern, atau pun cerita-cerita dongeng dan babad yang dikemas sesederhana mungkin tanpa menghilangkan esensi dari cerita sesungguhnya. Alasannya program ini dibuat, pihak PAR TV dan WSS ingin merangsang generasi muda terjun pada pelestarian seni budaya, salah satu cara pendekatannya adalah mengemas seni tradisi pada kemasan semi modern agar tidak terlalu jauh dengan zaman sekarang. Semoga program baru ini nantinya bisa menghibur sekaligus memberikan pesan positif untuk para penontonnya. Intinya semoga program ini bisa diterima oleh publik.
Pusat Konservasi Seni Budaya Tradisional Sunda dengan memiliki Pakarangan Ulin WSS sebagai sarana eksplorasi seni budaya. berkedudukan di wilayah dusun Cikubang Desa Citali Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang - Jawa Barat
Rabu, 28 Januari 2015
Selasa, 20 Januari 2015
Senin, 19 Januari 2015
Ruang bagi perkembangan seni pertunjukan rakyat tradisional
Seni pertunjukan rakyat tradisional kini banyak digunakan sebagai media bagi dinas pemerintahan, perusahaan, dan organisasi/ kelompok dalam menyampaikan pesan dan informasi tertentu. Keberadaan seni pertunjukan rakyat tradisional bersama senimannya sangatlah diakui keberadaannya ditambah dengan banyaknya perguruan tinggi seni yang menciptakan para seniman akademik, sehingga seni budaya tradisional kini kembali banyak muncul ke permukaan dengan hasil adopsi para seniman yang memiliki pola pikir cerdas. Banyak karya seni inivatif terlahir buah adopsi seni tradisional yang dibumbui dengan hal modern baik bentuk maupun unsur penyajiannya (art colaboration), namun tetap lebih memunculkan unsur tradisionalnya, sehingga seni pertunjukan rakyat tradisional kini mengalami perkembangan secara positif tanpa meninggalkan nilai-nilai keasliannya. Itu yang disebut "miindung ka waktu, mibapa ka jaman", disini mempunyai artian bahwa seni pertunjukan rakyat tradisional akan terus hidup sesuai kebutuhannya seiring berjalannya waktu dan jaman, justru akan semakin kuat mengakar dari generasi ke generasi sebagai pola pelestarian seni budaya tradisional.
banyak muncul perdebatan antara seniman otodidak dan seniman akademik diranah nilai keaslian suatu pola struktur garapan suatu seni pertunjukan (pakem/aturan), tapi pada akhirnya banyak yang menyadari bahwa seni pertunjukan tradisional harus berkembang seiring perkembangan jaman, kalau tidak ya cukup sampai satu jaman saja seni itu bisa bertahan hidup, karena jaman terus berkembang maka seni pertunjukan rakyat tradisional pun harus mencari ruang untuk mengikuti perkembangan tersebut. Seni harus sesuai porsi dan kebutuhannya, jika tidak bisa mengalami 'koma' bahkan terkubur oleh si senimannya sendiri. Seni bukan untuk diisolasi oleh senimannya sendiri tapi seniman harus mampu memberikan ruang gerak bagi perkembangan dan laju pertumbuhan bagi seni itu sendiri. Satu contoh; seni pewayangan kini mengalami banyak perkembangan pada ruang penyajiannya, banyak lahir wayang golek minimalis, biasanya wayang diiringi oleh gamelan yang notabene membutuhkan para pendukung musik dan peralatan hingga 20 orang, kini dengan meminimalisir penyajian bisa hanya dengan 5 orang pun pertunjukan bisa terlaksana tanpa menghilangkan esensi dari pertunjukan wayang golek.
banyak muncul perdebatan antara seniman otodidak dan seniman akademik diranah nilai keaslian suatu pola struktur garapan suatu seni pertunjukan (pakem/aturan), tapi pada akhirnya banyak yang menyadari bahwa seni pertunjukan tradisional harus berkembang seiring perkembangan jaman, kalau tidak ya cukup sampai satu jaman saja seni itu bisa bertahan hidup, karena jaman terus berkembang maka seni pertunjukan rakyat tradisional pun harus mencari ruang untuk mengikuti perkembangan tersebut. Seni harus sesuai porsi dan kebutuhannya, jika tidak bisa mengalami 'koma' bahkan terkubur oleh si senimannya sendiri. Seni bukan untuk diisolasi oleh senimannya sendiri tapi seniman harus mampu memberikan ruang gerak bagi perkembangan dan laju pertumbuhan bagi seni itu sendiri. Satu contoh; seni pewayangan kini mengalami banyak perkembangan pada ruang penyajiannya, banyak lahir wayang golek minimalis, biasanya wayang diiringi oleh gamelan yang notabene membutuhkan para pendukung musik dan peralatan hingga 20 orang, kini dengan meminimalisir penyajian bisa hanya dengan 5 orang pun pertunjukan bisa terlaksana tanpa menghilangkan esensi dari pertunjukan wayang golek.
Embun, malam, dan pelarian
Ini malam. Menyerupai subuh terbungkus waktu. Kaca dan kayu jendela beruap kedinginan melawan angin dan basah. Langit..berarak hitam tanpa bintang dan cahaya bulan, Kini sepi tertelan suara jangkrik dan kodok lumpur.
Mungkin sebentar lagi subuh
kini terlihat hempasan kebun jagung melambai menyambut adzan.
para binatang malam mengendus lewat tanah basah, bukan karena hujan, hanya diludahi embun sisa kemarin.
Mungkin pulih. Kembali pagi seperti kemarin
Mungkin sehat. Kembali kerja seperti petani
Mungkin mati. Kembali tidur disisi tuhan.
Keramat
do'a dan harapan
Esok kembali menulis seperti sekarang.
Mungkin sebentar lagi subuh
kini terlihat hempasan kebun jagung melambai menyambut adzan.
para binatang malam mengendus lewat tanah basah, bukan karena hujan, hanya diludahi embun sisa kemarin.
Mungkin pulih. Kembali pagi seperti kemarin
Mungkin sehat. Kembali kerja seperti petani
Mungkin mati. Kembali tidur disisi tuhan.
Keramat
do'a dan harapan
Esok kembali menulis seperti sekarang.
Minggu, 18 Januari 2015
Wahana Galeri WSS sebagai toko oleh-oleh karya masyarakat
Salah satu merchandise Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda. Berbagai macam dan jenis wayang golek sesuai kebutuhan.
Sabtu, 17 Januari 2015
Deskripsi Workshop Longser Remaja (WLR) 2015
Workshop Longser Remaja (WLR)2015 yang akan digelar 15 maret 2015 adalah sebuah konservasi sekaligus inovasi terhadap seni pertunjukan rakyat sunda (teater tradisional). Banyak event mengenai seni pertunjukan longser digelar, intensitas festival longser remaja (lawung longser nonoman), festival longser batik setiap 2 tahun sekali yang digawangi kelompok toneel bandung telah banyak menghasilkan generasi-generasi pertumbuhan inovasi seni longser di tatar sunda. Kini Workshop Longser Remaja (WLR) 2015 bermaksud mengajak para remaja pelajar SMP, SMA/SMK Sederajat dan Mahasiswa untuk bersama-sama dalam sebuah pembelajaran proses produksi seni longser dari awal mempersiapkan ide cerita hingga penyajian pentasnya. Disini para peserta akan dibagi perkelompok dan diajak pada beberapa wahana workshop, antara lain ; belajar menyiapkan ide cerita, membuat naskah, pembagian peran (casting) yang tepat sesuai skill individu, berlatih singkat sampai pada pementasan antar kelompok, serta
Panitia WLR 2015 sekaligus akan menilai kelompok terbaik. Selain itu juga sebagai bahan perbandingan seni juga sebagai bahan apresiasi sekaligus hiburan bagi peserta, panitia juga akan menyuguhkan pertunjukan longser dari kelompok longser toneel bandung dan kelompok longser Bandoengmooi. Demikian kiranya deskripsi event WLR 2015 nanti, semoga dapat bermanfaat bagi publik, khususnya lagi bagi peserta yang ikut nanti. Terimakasih. Selamat mendaftarkan diri dan Salam seni budaya!
Panitia WLR 2015 sekaligus akan menilai kelompok terbaik. Selain itu juga sebagai bahan perbandingan seni juga sebagai bahan apresiasi sekaligus hiburan bagi peserta, panitia juga akan menyuguhkan pertunjukan longser dari kelompok longser toneel bandung dan kelompok longser Bandoengmooi. Demikian kiranya deskripsi event WLR 2015 nanti, semoga dapat bermanfaat bagi publik, khususnya lagi bagi peserta yang ikut nanti. Terimakasih. Selamat mendaftarkan diri dan Salam seni budaya!
Jumat, 16 Januari 2015
Workshop Longser Remaja (WLR)2015
Workshop Longser Remaja (WLR) 2015
Untuk Siswa/i SMP, SMA/SMK Sederajat, dan Mahasiswa yang berada di wilayah kabupaten sumedang silahkan daftarkan diri kalian ke 081312159442 - 08886003969.
workshop Longser Remaja (WLR) 2015 akan dilaksanakan hari Minggu 15 Maret 2015 dari pukul 09.00 WIB s/d Selesai, bertempat di Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda (WSS) Sumedang, alamat lengkapnya di dusun Cikubang desa Citali kecamatan Pamulihan kabupaten Sumedang.
Fasilitas:
1. MATERI WORKSHOP LONGSER
2. SNACK
3.NASI BOX
4.SERTIFIKAT WORKSHOP
5.KULINER TRADISIONAL
6.HIBURAN
Untuk Informasi lebih lanjut hubungi panitia WLR 2015
*no kontak tertera diatas
Untuk Siswa/i SMP, SMA/SMK Sederajat, dan Mahasiswa yang berada di wilayah kabupaten sumedang silahkan daftarkan diri kalian ke 081312159442 - 08886003969.
workshop Longser Remaja (WLR) 2015 akan dilaksanakan hari Minggu 15 Maret 2015 dari pukul 09.00 WIB s/d Selesai, bertempat di Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda (WSS) Sumedang, alamat lengkapnya di dusun Cikubang desa Citali kecamatan Pamulihan kabupaten Sumedang.
Fasilitas:
1. MATERI WORKSHOP LONGSER
2. SNACK
3.NASI BOX
4.SERTIFIKAT WORKSHOP
5.KULINER TRADISIONAL
6.HIBURAN
Untuk Informasi lebih lanjut hubungi panitia WLR 2015
*no kontak tertera diatas
Senin, 12 Januari 2015
Ketika keinginan melebihi kenyataan, apakah ini sebuah cita-cita, harapan, angan-angan, atau kah sebuah absurditas?padahal tuhan pernah berfirman "kun fayakun". Mari berbincang sejenak. Tuhan menyuruh makhluknya untuk berdoa meminta kepadanya serta berusaha, dalam segala hal dan kegiatan. Keinginan adalah dasar dari niat.
Minggu, 11 Januari 2015
Kami Memang Anak Kampung
Suasana malam yang tak pernah hening di kampung kami. Bukan berarti berisik oleh kegiatan negatif atau pun ekstrimisme, melainkan diisi oleh kegiatan yang berhubungan dengan seni budaya. Malam minggu kami tidak didalam diskotik, Pub, Karaoke atau pun nongkrong di jalan, tapi malam minggu kami berada dibawah sinar rembulan yang mengepung teriakan kami yang berlatih tari, teater, pencak silat, dan muaik gamelan. Kami memang anak kampung tapi tidak kampungan, mainset dan pola pikir terhadap perubahan peradaban yang memiliki akhlak budaya yang luhur kami suguhkan untuk orang- orang yang peduli terhadap kelangasungan generasi bangsa ini yang sesungguhnya, bukan menjadi plagiat budaya orang lain.
Berwisata budaya ke Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda
Sejumlah pengunjung Pakarangan Ulin WSS sedang diajarkan cara membuat mainan tradisional rakyat yang terbuat dari daun kelapa menjadi sebuah mainan yang unik.
Sabtu, 10 Januari 2015
Kegiatan Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda (WSS)Sumedang
Malam minggu bagi anak-anak pakarangan ulin WSS adalah waktu yang ditunggu-tunggu karena anak-anak bisa bermain sambil menikmati alunan musik degung yang merupakan salah satu kegiatan kami juga. Selain itu juga bisa menikmati keindahan alam dimalam hari, hempasan kebun jagung yang diterpa sinar rembulan.
Kamis, 08 Januari 2015
Berlatih Musik Ethnic Colaboration @WSS_Sumedang
Latihan di Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda.
Menyatukan alat musik barat dan tradisional, namun dengan alat minimalis ternyata kami mampu menjadi musik pengiring upacara adat perkawinan, homeband dan program talkshow di televisi.
Menyatukan alat musik barat dan tradisional, namun dengan alat minimalis ternyata kami mampu menjadi musik pengiring upacara adat perkawinan, homeband dan program talkshow di televisi.
Rabu, 07 Januari 2015
Senin, 05 Januari 2015
Anak, Mainan dan Permainan Tradisional, Karakter, dan Akhlak Budaya
Anak, Mainan dan Permainan Tradisional, Karakter, dan Akhlak Budaya.
Wawan Aldo Supriatna
Pendiri Pusat Konservasi Seni Budaya WAHANA SATIA SUNDA.
Mainan dan permainan tradisional memiliki berbagai pengaruh besar terhadap perkembangan kehidupan maayarakat sosial pada umumnya. Melihat pada sejarahnya mainan dan permainan tradiaional merupakan mainan dan permainan rakyat yang dilakukan dalam bermain mengisi waktu luang sebelum mengisi waktu belajar, membantu pekerjaan orang tua, bercengkrama dengan keluarga, dan menunggu saatnya tidur. Namun seiring banyaknya pemikir, seniman, budayawan, dan orang-orang yang peduli terhadap budaya tradisional melakukan pengkajian secara lebih mendalam mengenai identifikasi mainan dan permainan tradisional akhirnya banyak fakta yang muncul ke permukaan publik bahwa mainan dan permainan tradisional mengandung nilai-nilai edukatif.Kecerdasan berpikir, kesegaran jasmani, kelincahan, kreatifitas, loyalitas, toleransi, kerjasama, kemandirian, berkepemimpinan, dan tanggung jawab menyatu dalam sebuah balutan hiburan dan permainan rakyat yang peka terhadap lingkungannya.
Wacana diatas memberikan peluang besar bagi anak-anak untuk tumbuh dengan karakter yang kuat serta memiliki akhlak budaya yang tinggi. Dengan demikian anak-anak akan memiliki toleransi dalam bersosial, peka terhadap lingkungan aekitar, serta menjungjung tinggi nilai-nilai budaya yang dimilikinya. Banyak ruang positif dalam mainan dan permainan tradisional, terutama dalam hal membentuk suatu karakter anak sekaligus menumbuhkan akhlak yang berbudaya. Ini akan menjadi tugas bagi semua orang tua untuk mengembalikan kembali hak anak yang sesungguhnya, yakni dunia bermain. Bermain bukan sekedar bermain mencari hiburan yang pada akhirnya menjadi "main-main", melainkan bermain menemukan nilai-nilai edukatif yang bersifat memupuk karakter dan akhlak budaya.
Wawan Aldo Supriatna
Pendiri Pusat Konservasi Seni Budaya WAHANA SATIA SUNDA.
Mainan dan permainan tradisional memiliki berbagai pengaruh besar terhadap perkembangan kehidupan maayarakat sosial pada umumnya. Melihat pada sejarahnya mainan dan permainan tradiaional merupakan mainan dan permainan rakyat yang dilakukan dalam bermain mengisi waktu luang sebelum mengisi waktu belajar, membantu pekerjaan orang tua, bercengkrama dengan keluarga, dan menunggu saatnya tidur. Namun seiring banyaknya pemikir, seniman, budayawan, dan orang-orang yang peduli terhadap budaya tradisional melakukan pengkajian secara lebih mendalam mengenai identifikasi mainan dan permainan tradisional akhirnya banyak fakta yang muncul ke permukaan publik bahwa mainan dan permainan tradisional mengandung nilai-nilai edukatif.Kecerdasan berpikir, kesegaran jasmani, kelincahan, kreatifitas, loyalitas, toleransi, kerjasama, kemandirian, berkepemimpinan, dan tanggung jawab menyatu dalam sebuah balutan hiburan dan permainan rakyat yang peka terhadap lingkungannya.
Wacana diatas memberikan peluang besar bagi anak-anak untuk tumbuh dengan karakter yang kuat serta memiliki akhlak budaya yang tinggi. Dengan demikian anak-anak akan memiliki toleransi dalam bersosial, peka terhadap lingkungan aekitar, serta menjungjung tinggi nilai-nilai budaya yang dimilikinya. Banyak ruang positif dalam mainan dan permainan tradisional, terutama dalam hal membentuk suatu karakter anak sekaligus menumbuhkan akhlak yang berbudaya. Ini akan menjadi tugas bagi semua orang tua untuk mengembalikan kembali hak anak yang sesungguhnya, yakni dunia bermain. Bermain bukan sekedar bermain mencari hiburan yang pada akhirnya menjadi "main-main", melainkan bermain menemukan nilai-nilai edukatif yang bersifat memupuk karakter dan akhlak budaya.
Sabtu, 03 Januari 2015
Wahana Satia Sunda
wahana satia sunda berkunjung ke Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang
ini salah satu foto WSS di depan kereta kencana naga paksi
"Kereta Kencana Naga Paksi"
ini salah satu foto WSS di depan kereta kencana naga paksi
"Kereta Kencana Naga Paksi"
Jumat, 02 Januari 2015
Wahana Satia Sunda
Alika Futhri, anggota Wahana Satia Sunda paling bontot yang sudah mempunyai banyak ketertarikan pada konservasi seni budaya tradisional.
Wahana Satia Sunda mengunjungi Musieum Prabu Geusan Ulun
Kami dengan rombongan anak-anak Wahana Satia Sunda mencoba ingin lebihi banyak mengetahui sejarah kerajaan Sumedang Larang. Anak-anak sebagai generasi penerus dan penyambung lidah akan sejarah daerahnya sendiri.Museum Prabu Geusan Ulun berada di tengah-tengah pusat kota Sumedang, lebih jelasnya lagi berada di komplek Gedung Negara depan alun-alun Kota Sumedang.
Pakarangan Ulin WSS
Pakarangan Ulin WSS (Wahana Satia Sunda) menyajikan berbagai wahana mainan dan permainan tradisional, salah satunya wahana membuat mainan. Beragam mainan yang dibuat dari media alam, salah satu contohnya dari media daun kelapa adalah kekerisan, pepecutan, empet-empetan (terompet),
Kamis, 01 Januari 2015
Perepet Jengkol
Jenis permainan tradisional "Perepet Jengkol" sebuah permainan yang menggunakan media tubuh (tanpa alat bantuan/properti), kaki menjadi alat utama dalam permainan ini.
permainan bisa oleh beberapa kelompok, satu kelompok bisa terdiri dari 3-4 pemain yang saling membelakangi dengan
kemudian saling mengaitkan kaki kanannya pada kaki temannya hingga seperti menyimpul. Setelah itu mereka berloncat-loncat berputar sambil bernyanyi (menyanyikan kawih) yang liriknya sebagai berikut: "perepet jengkol jajahean, kadempet jempol jejeretean", terus diulang-ulang sampai ada kelompok yang bertahan tidak jatuh maka dialah pemenangnya. Pemenang adalah yang mampu mempertahankan keseimbangan buah dari kerjasama dan kesepakatan yang dibangun kelompok tersebut.
permainan "perepet jengkol" ini mengandung manfaat besar bagi personal si pemainnya, dimana masing-masing personal harus saling menitipkan beban sebagian tubuhnya pada orang lain (anggota kelompoknya), sebaliknya yang membawa beban sebagian tubuh orang lain harus bisa bertanggung jawab membawa keselamatan tubuh orang lain. Maka disini tercermin sikap toleransi dan tanggung jawab, masing-masing personal memiliki porsi tugas dan tanggung jawab yang sama. Keharmonisan, kedekatan emosi, kerjasama, kekompakan dan kesepakatan untuk sebuah tanggung jawab tertanam jelas dalam permainan " Perepet Jengkol" ini.
Semoga ada manfaat yang bisa kita ambil dari tulisan ini. Mohon maaf atas segala bentuk kekurangannya . Terima kasih.
Wawan Aldo Supriatna
Workshop Konservasi Permainan Tradisional (WKPT)2014 Wahana Satia Sunda
sebuah gebrakan baru di kabupaten sumedang yang mencoba memaknai ethnic sunda. workshop konservasi permainan tradisional (WKPT) 2014 yang dilaksanakan pada tanggal 07 Desember 2014 lalu dengan diikuti 200 lebih peserta dari berbagai lapisan masyarakat dan para guru. event ini digelar di Pakarangan Ulin Wahana Satia Sunda di Dusun Cikubang Desa Citali Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumednng-Jawa Barat ini menaruh simpati para masyarakat, guru-guru, seniman dan budayawan yang terlibat dalam seluruh rangkaian event tersebut. event yang hanya bermodalkan dana dari swadaya masyarakat dusun cikubang ini mampu membius perhatian banyak kalangan, baik dari kalangan seniman, budayawan dan juga para awak media di jawa barat. dukungan para media partnert cukup sangat membantu kelangsungan event ini dari awal sampai akhir, ditambah dengan kerjasama apik dengan KUI (Kantor Urusan Internasional) salah satu pendukung dari event tersebut mampu mengirim Darmasiswa asal mancanegara yang tersebar di beberapa universitas dan perguruan tinggi di bandung hingga menambah semaraknya event WKPT 2014. adapun darmasiswa yang mendominasi hadir dan ikut terlibat adalah dari ISBI Bandung.
kami cukup berbangga hati di event kali ini walau tanpa dukungan dari pemerintah terkait, dengan dana seadanya kami mampu menyukseskan suatu event yang notabene melibatkan seluruh element masyarakat, seni budaya, kewirausahaan, pertanian dan religi. alhamdulillah...kami bersyukur dapat menyatukan silaturahmi antara anak-anak, remaja, pemuda-pemudi,orang tua, para tokoh masyarakat dan para guru TK,PAUD, KOBER, SD, dan SMP berbaur menjadi satu tujuan, yakni melestarikan seni budaya tradisional sunda yang khususnya hidup di lingkungan dusun cikubang, sesuai dengan semboyan WSS sendiri ; " Nu Kolot Ulah Dipohokeun, Nu Ngora Ulah Disapirakeun. Silih Asah, Silih Asih,Silih Asuh, Jeung Silih Sengitan".
selain memperkenalkan kembali permainan tradisional (Kaulinan) kami juga mendongkrak konservasi seni budaya lewat seni pertunjukan degung, gambang, kacapi suling, tarawangsa, dan pencak silat. ditambah dengan artistik dari kelompok tani yang ada di dusun cikubang yang menampilkan bebegig fest 2014 dimana area pesawahan dekat Pakarangan Ulin dipenuhi hiasan berbagai macam kreasi bebegig (orang-orangan sawah/momonon).
untuk selanjutnya kami ada beberapa event lagi yang akan mengisi tahun 2015 ini. masih kami kaji terlebih dahulu pada wilayah pemilahan konsep mana dulu yang akan terlebih dahulu kami publikasikan via event pembuka di tahun 2015 ini. pada event nanti kami berharap pemerintahan kabupaten sumedang bisa mendukung kami baik secara moril maupun materil supaya terjalin silaturahmi dan kerjasama yang lebih pantas lagi antara seniman sebagai pelaku seni, budayawan sebagai pelaku pada tatanan kebudayaan dan pemerintah sebagai fasilitator pendanaan. akan cukup mumpuni untuk pelestarian dan perkembangan seni budaya bila seluruh element bisa bekerjasama dengan baik, dan tak akan takut lagi cerita akan diklaimnya budaya kita oleh negara lain bila sang pemiliknya terus melindungi hak miliknya.
selamat berpikir untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa kita lewat konservasi seni budaya.
terimakasih kami ucapkan kepada seluruh masyarakat Dusun Cikubang, seluruh donatur, para Guru TK, Paud, Kober, SD, dan SMP, ISBI Bandung, KUI, Para Darmasiswa, Radar Sumedang, Tribun Jabar, Sumedang Ekspress, PARTV Sumedang, I-Channel Bandung, dan seluruh pihak yang telah membantu dalam event tersebut yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. semoga kebaikan saudara dibalas oleh Alloh SWT dengan kebaikan pula yg berlipat-lipat ganda. Amin!
kami cukup berbangga hati di event kali ini walau tanpa dukungan dari pemerintah terkait, dengan dana seadanya kami mampu menyukseskan suatu event yang notabene melibatkan seluruh element masyarakat, seni budaya, kewirausahaan, pertanian dan religi. alhamdulillah...kami bersyukur dapat menyatukan silaturahmi antara anak-anak, remaja, pemuda-pemudi,orang tua, para tokoh masyarakat dan para guru TK,PAUD, KOBER, SD, dan SMP berbaur menjadi satu tujuan, yakni melestarikan seni budaya tradisional sunda yang khususnya hidup di lingkungan dusun cikubang, sesuai dengan semboyan WSS sendiri ; " Nu Kolot Ulah Dipohokeun, Nu Ngora Ulah Disapirakeun. Silih Asah, Silih Asih,Silih Asuh, Jeung Silih Sengitan".
selain memperkenalkan kembali permainan tradisional (Kaulinan) kami juga mendongkrak konservasi seni budaya lewat seni pertunjukan degung, gambang, kacapi suling, tarawangsa, dan pencak silat. ditambah dengan artistik dari kelompok tani yang ada di dusun cikubang yang menampilkan bebegig fest 2014 dimana area pesawahan dekat Pakarangan Ulin dipenuhi hiasan berbagai macam kreasi bebegig (orang-orangan sawah/momonon).
untuk selanjutnya kami ada beberapa event lagi yang akan mengisi tahun 2015 ini. masih kami kaji terlebih dahulu pada wilayah pemilahan konsep mana dulu yang akan terlebih dahulu kami publikasikan via event pembuka di tahun 2015 ini. pada event nanti kami berharap pemerintahan kabupaten sumedang bisa mendukung kami baik secara moril maupun materil supaya terjalin silaturahmi dan kerjasama yang lebih pantas lagi antara seniman sebagai pelaku seni, budayawan sebagai pelaku pada tatanan kebudayaan dan pemerintah sebagai fasilitator pendanaan. akan cukup mumpuni untuk pelestarian dan perkembangan seni budaya bila seluruh element bisa bekerjasama dengan baik, dan tak akan takut lagi cerita akan diklaimnya budaya kita oleh negara lain bila sang pemiliknya terus melindungi hak miliknya.
selamat berpikir untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa kita lewat konservasi seni budaya.
terimakasih kami ucapkan kepada seluruh masyarakat Dusun Cikubang, seluruh donatur, para Guru TK, Paud, Kober, SD, dan SMP, ISBI Bandung, KUI, Para Darmasiswa, Radar Sumedang, Tribun Jabar, Sumedang Ekspress, PARTV Sumedang, I-Channel Bandung, dan seluruh pihak yang telah membantu dalam event tersebut yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. semoga kebaikan saudara dibalas oleh Alloh SWT dengan kebaikan pula yg berlipat-lipat ganda. Amin!